Menu

Ada Pertentangan Dalam Rapat Kebijakan BoJ September 2017

N Sabila

Muncul satu nama baru dari jajaran Dewan BoJ yang berpandangan bahwa kebijakan moneter BoJ yang tak berubah ini tak akan cukup untuk mencapai target inflasi.

Seputarforex.com - Bank Sentral Jepang (BoJ) tidak mengubah kebijakan moneternya hari Kamis (21/Sep) ini. Meski demikian, muncul satu nama baru dari jajaran Dewan BoJ yang memiliki pandangan serius bahwa kebijakan saat ini masih belum cukup untuk mendorong inflasi menuju target 2 persen.


Pejabat Ini Tak Yakin Inflasi Bakal Naik Jika Kebijakan BoJ Begini-Begini Saja

Goushi Kataoka, nama pejabat BoJ yang baru bergabung dalam dewan bank sentral pada bulan Juli lalu, menjadi satu suara vokal dalam perolehan suara 8:1 dalam penentuan kebijakan moneter. Kataoka memberikan suara kontra karena menurutnya, tingkat suku bunga Jepang dan pelonggaran stimulus saat ini masih kurang.

"Mengingat kelebihan kapasitas suplai yang masih tersisa di bursa modal dan pasar tenaga kerja, perolehan kebijakan moneter longgar dari yield curve control (YCC) belum cukup untuk mencapai target inflasi 2 persen pada tahun fiskal 2019," demikian nada skeptis dari Kataoka setelah pengumuman kebijakan moneter hari ini.

Mantan ekonom tersebut bukan bermaksud agar BoJ menambah rendah suku bunga, melainkan ragu akan akselerasi inflasi dapat mencapai dua persen, sehingga BoJ seharusnya lebih memikirkan bagaimana caranya untuk menaikkan inflasi konsumen yang saat ini tak beranjak jauh dari kisaran 0.5 persen.

Kataoka bukan satu-satunya anggota baru dalam Dewan Pengambil Keputusan di BoJ. Ada pula mantan bankir, Hitoshi Suzuki yang masing menggantikan Takahide Kiuchi dan Takehiro Sato, yang mana dua orang mantan tersebut dikenal kontra akan kebijakan Gubernur Kuroda.


Yen Tambah Pelemahan Terhadap Dolar

Sesuai dengan ekspektasi, BoJ mempertahankan tingkat suku bunga jangka pendek di level minus 0.1 persen dan yield obligasi 10-tahunan dipertahankan pada level nol persen di bawah kendali kebijakan Yield Curve Control (YCC).

BoJ masih berkutat pada kebijakan pelonggaran kuantitatif untuk tetap membeli obligasi sebanyak 80 triliun Yen, bertolak belakang dengan The Fed AS yang mulai menerapkan normalisasi kebijakan dengan memangkas balance-sheet nya mulai bulan Oktober depan.

Menyusul laporan ini, Yen Jepang melanjutkan pelemahannya terhadap Dolar AS, dengan USD/JPY yang naik 0.23 persen ke kisaran 112.50, tertinggi sejak tanggal 18 Juli.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE