Menu

Aksi Profit-Taking Pangkas Kenaikan Harga Minyak

A Muttaqiena

Aksi profit-taking oleh para trader mengikis kenaikan harga minyak, tetapi sejumlah analis optimis tahun depan akan meningkat lagi.

Seputarforex.com - Harga minyak selip pada perdagangan hari Jumat pagi ini (23/12) menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Aksi profit-taking oleh para trader dan apresiasi Dolar AS mengikis kenaikan yang telah dicapai dalam beberapa sesi perdagangan sebelumnya, tetapi sejumlah analis optimis tahun depan harga minyak akan naik lagi.

 

Apresiasi Dolar Halangi Kenaikan Harga Komoditas

Harga minyak Brent untuk pengiriman bulan Februari di sesi Asia jatuh 0.4% ke $54.82 per barel, meski sempat naik 1.1% di sesi sebelumnya. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 0.5% ke harga $52.69 per barel, padahal telah naik 0.9% di akhir sesi sebelumnya.

"Ada beberapa profit-taking setelah kenaikan di sesi lalu. Harga minyak juga lebih lemah karena Dolar yang lebih kuat," kata Jonathan Barratt, pimpinan investasi di Ayers Alliance Sydney, pada Reuters.

Indeks Dolar (DXY) terpantau agak melandai hari ini, tetapi masih berada di dekat rekor tertinggi 14 tahunnya pada 103.65 yang tercapai pada awal pekan. Apresiasi Dolar membuat komoditas-komoditas yang diperdagangkan dengan mata uang ini, termasuk minyak, menjadi lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya.

 

Tahun Depan Akan Naik Jadi $60 Per Barel?

Terlepas dari faktor-faktor tersebut, sebagian analis tetap mengharapkan harga minyak akan bergerak lebih tinggi tahun depan, didorong oleh kesepakatan pemangkasan produksi yang disetujui oleh negara-negara produsen minyak. Apabila terealisasikan, maka negara-negara OPEC dan Non-OPEC secara kumulatif akan mengurangi output sekitar 1.8 juta barel per hari mulai 1 Januari.

Barratt pun mengungkapkan bahwa pihaknya memperkirakan minyak mentah AS akan diperdagangkan di kisaran harga $60 pada kuartal pertama tahun 2017, dengan Brent di sekitar $62-$63 per barel.

Akan tetapi, beberapa faktor lain bisa menghambat proyeksi tersebut. Konsultan energi Poten&Partners yang berbasis di New York menyatakan bahwa momen pemangkasan produksi tersebut bertepatan dengan penjualan pertama minyak mentah AS di bulan Januari. Menurutnya, "Pemerintah AS menambahkan minyak ke pasar (global) di saat yang bersamaan dengan ketika OPEC berupaya menyingkirkannya."

Rino Purbono dari Alpari juga menyatakan situasi senada, "...beberapa negara anggota OECD sudah mulai menggenjot kapasitas produksinya semenjak isu pembatasan produksi digulirkan. Amerika dan Kanada telah memulai langkah tersebut, sehingga suplai global tidak berkurang dengan signifikan."


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE