Menu

BOJ Rilis Notulen Rapat, USD/JPY Tembus 123

N Sabila

Yen berjuang keras mempertahankan penguatannya terhadap Dolar AS setelah Bank Sentral Jepang (BOJ) merilis notulen rapatnya pada Selasa (27/05) hari ini, yang menunjukkan tidak ada desakan untuk kembali melakukan pelonggaran moneter dalam waktu dekat ini. USD/JPY sempat turun tipis 0.09 persen ke posisi 122.99 begitu notulen tersebut dirilis, namun kembali naik lagi ke posisi 123.15 saat berita ini ditulis.

Yen berjuang keras mempertahankan penguatannya terhadap Dolar AS setelah Bank Sentral Jepang (BOJ) merilis notulen rapatnya pada Selasa (27/05) hari ini, yang menunjukkan tidak ada desakan untuk kembali melakukan pelonggaran moneter dalam waktu dekat ini. USD/JPY sempat turun tipis 0.09 persen ke posisi 122.99 begitu notulen tersebut dirilis, namun kembali naik lagi ke posisi 123.15 saat berita ini ditulis. Malam hari tadi, Dolar kembali reli setelah positifnya data durable goods AS.


Inflasi di Jepang diperkirakan belum akan mencapai target laju 2 persen tahun ini dan kenaikan harga-harga barang kemungkinan masih akan membutuhkan waktu yang cukup lama, demikian yang tertuang dalam notulen BOJ tersebut. Indikator kunci yang akan dimonitor secara ketat oleh BOJ di antaranya adalah seberapa mantapnya kenaikan harga dan upah, namun hal tersebut tidak membutuhkan pelonggaran stimulus yang lebih luas lagi. Pada tanggal 30 April lalu, BOJ telah menggelar rapat rutin kebijakan moneter, dengan hasil satu suara tak setuju, yakni suara dari Takahide Kiuchi. Ia menginginkan agar jumlah pembelian obligasi pemerintah tahunan dipotong menjadi 45 triliun Yen dari saat ini 80 triliun Yen.

Pidato Kikuo Iwata Di Sapporo

Di samping itu, Deputi Gubernur BOJ, Kikuo Iwata, pada hari ini berpidato di hadapan para pimpinan perusahaan dalam sebuah konferensi yang digelar di Sapporo, Jepang. Iwata menegaskan bahwa perekonomian Jepang saat ini telah menunjukkan pemulihan yang bertahap. Lambatnya inflasi saat ini, menurut Iwata, merupakan efek dari kenaikan pajak tahun lalu yang melemahkan permintaan, dan diakui dampaknya ternyata lebih lama dari yang diperkirakan. Ia juga mengulas tentang kenaikan ekspor yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh pemulihan ekonomi mancanegara dan lemahnya Yen.

Namun demikian, survei Bloomberg pada hari ini menunjukkan bahwa dua pertiga dari perusahaan-perusahaan di Jepang mendukung rencana pemerintah untuk menaikkan pajak nasional pada tahun 2017, dan setengah dari mereka yakin kenaikan pajak di masa mendatang memang dibutuhkan untuk menanggulangi besarnya utang negara.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE