Menu

CPI Australia Merosot, AUD/USD Anjlok

N Sabila

Indeks Harga Konsumen (CPI) Australia membukukan angka di bawah ekspektasi. Hal ini membuat pasar memudarkan pembicaraan mengenai kenaikan suku bunga RBA.

Seputarforex.com - Indeks Harga Konsumen (CPI) Australia membukukan angka di bawah ekspektasi, sehingga melenyapkan pembicaraan mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga RBA dalam waktu dekat. Kurs Dolar Australia terhempas menyusul perilisan kabar tersebut.



Berdasarkan laporan dari Biro Statistik ABS di Rabu (25/Oktober) pagi ini, headline CPI Australia QoY turun ke 1.8% dari sebelumnya 1.9%. Akan tetapi, dalam basis QoQ naik ke 0.6% dari sebelumnya 0.2%. Padahal estimasinya, CPI Australia akan naik sebanyak 0.8 persen.

Kenaikan inflasi kuartalan Australia kali ini banyak disumbang oleh kenaikan tagihan listrik, air dan energi; tembakau; serta harga tarif biro perjalanan. Kenaikan harga tersebut diimbangi oleh lemahnya harga sayuran, bahan bakar, dan biaya komunikasi.

"Harga listrik, air dan energi meningkat tajam pada kuartal bulan September tahun 2017," kata Bruce Hockman, Kepala Ekonom ABS. "Kenaikan yang paling signifikan terjadi pada harga tarif listrik dan gas, dengan kenaikan wholesale prices yang diteruskan ke konsumen,"

Kenaikan tarif dasar listrik Australia melonjak sebanyak 8.9 persen, melampaui kenaikan 4.2 persen pada harga tembakau dan agen perjalanan liburan internasional, serta biaya akomodasi. Sementara itu, harga sayuran, bahan bakar, dan biaya telekomunikasi merosot ke angka 10.9 persen dan 1.5 persen.

Dolar Australia merosot setengah persen terhadap Dolar AS menyusul laporan tersebut. AUD/USD diperdagangkan pada harga 0.7725, dari angka 0.7783 sebelum laporan inflasi.

 

Kaitannya Dengan Suku Bunga RBA

Kondisi ini dapat diartikan pula bahwa rentang inflasi Australia saat ini, berada di bawah target inflasi RBA yang berada di antara 2-3 persen. RBA saat ini memperkirakan inflasi akan berada pada rentang 1.5 persen hingga 2.5 persen di akhir tahun, sehingga poin tengahnya adalah 2 persen.

Apabila dikaitkan dengan kenaikan suku bunga, maka RBA perlu menimbang lagi tren inflasi tersebut, di tengah kondisi pasar tenaga kerja dan sektor bisnis yang berkembang pesat, sebelum memutuskan kebijakan moneter apakah yang dibutuhkan Australia saat ini. Sejumlah analis bahkan memprediksikan, bukan tak mungkin Australia akan membutuhkan pelonggaran moneter.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE