Menu

CPI Inggris Meroket, Sterling Tergencet

N Sabila

CPI Inggris meningkat 1.8 persen YoY. Kendati kenaikannya cukup tajam, angka tersebut rupanya masih di bawah ekspektasi kenaikan 1.9 persen.

Seputarforex.com - Indeks Harga Konsumen (CPI) Inggris untuk bulan Januari dilaporkan melesat ke level tertinggi sejak Juni 2014. Penyebabnya adalah kenaikan harga minyak dunia dan Brexit yang melemahkan Sterling.



Menurut rilis ONS pada Selasa (14/Feb) sore hari ini, CPI Inggris meningkat 1.8 persen dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Kendati kenaikannya cukup tajam, angka tersebut rupanya masih di bawah ekspektasi kenaikan 1.9 persen.

Padahal di awal bulan ini, Bank Sentral Inggris (BoE) mengeluarkan prediksi yang menyebutkan bahwa inflasi Inggris akan naik di atas 2.7 persen dalam setahun ke depan, khususnya semenjak Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa.


Berkat Kenaikan Harga Crude Oil

Data terpisah yang juga dirilis oleh ONS sore ini menunjukkan bahwa harga yang harus dibayarkan oleh pabrik-pabrik untuk bahan bakar dan bahan baku melonjak 20.5 persen pada bulan Januari. Kenaikan itu adalah kenaikan tertajam sejak bulan September 2008. Harga Crude Oil sendiri saja kenaikannya mencapai 88 persen dibandingkan dengan harga tahun lalu.

"Kenaikan CPI kali ini adalah berkat kenaikan harga bensin dan solar, walaupun ada penurunan yang signifikan pada harga makanan," kata petugas statistik ONS, Mike Prestwood.

Poundsterling yang melorot sampai 17 persen terhadap Dolar AS sejak referendum Juni 2016, mulai mendorong daya beli konsumen dan membantu ekonomi Inggris untuk tumbuh. Penjualan ritel, yang juga berpengaruh pada data inflasi, pun dilaporkan naik ke level tertinggi sejak Juni 2014 atau sebanyak 2.6 persen.

Menyusul laporan ini, GBP/USD tertekan turun ke level 1.2457, sedangkan EUR/GBP melesat ke angka 0.8517.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE