Menu

Data Ekonomi AS Relatif Lemah, Dolar AS Defensif

N Sabila

Dolar AS memulai pekan ini (27/04) dengan defensif setelah banyaknya data ekonomi AS yang tercatat lebih mengecewakan daripada ekspektasi. Akibatnya, ada kemungkinan data tersebut akan menjadi pertimbangan bagi Federal Reserve AS untuk tidak menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat ini. Data pesanan Barang Tahan Lama (Durable Goods Order) AS pada Jumat lalu dilaporkan mengalami kenaikan hingga 4.0 persen.

Dolar AS memulai pekan ini (27/04) dengan defensif setelah banyaknya data ekonomi AS yang tercatat lebih mengecewakan daripada ekspektasi. Akibatnya, ada kemungkinan data tersebut akan menjadi pertimbangan bagi Federal Reserve AS untuk tidak menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat ini.


Data pesanan Barang Tahan Lama (Durable Goods Order) AS pada Jumat lalu dilaporkan mengalami kenaikan hingga 4.0 persen namun, menunjukkan adanya pelemahan apabila tidak memasukkan penjualan barang tahan lama yang volatil, seperti pesanan terhadap peswat sipil yang melonjak 34.1 persen dan kenaikan 17 persen pada sarana-sarana pertahanan negara. Lagipula, angka pesanan barang tahan lama AS pada bulan Februari lalu direvisi menurun.

Rencana anggaran belanja investasi bisnis AS pada Jumat lalu juga merosot hingga tujuh minggu berturut-turut pada bulan Maret, sehingga menunjukkan bahwa perekonomian masih harus berupaya keras untuk bangkit. Data-data tersebut berhasil meredam penguatan indeks Dolar AS menuju level rendah tiga minggu di 96.755. Dan berada di posisi 96.911 di sesi perdagangan Asia hari ini.

Fokus The Fed

Dolar diperdagangkan pada 118.91 Yen, menurun sekitar 0.1 persen pada hari ini dan di bawah level tinggi 120.10 Yen yang tersentuh pada hari Kamis lalu. Sedangkan EUR/USD sedikit meluncur pada $1.0868, di bawah level tinggi $1.0900 terpukul oleh negosiasi antara Yunani dengan para kreditor Uni Eropa serta IMF. GBP/USD juga mengalami kenaikan 0.40 persen ke 1.5180.

Menurut Marc Chandler, Kepala Strategi Mata Uang Brown Brothers Harriman New York, yang diwawancarai oleh Reuters mengatakan bahwa Dolar AS mengakhiri pekan lalu dengan rentan. Para investor bertanya-tanya apakah lemahnya data ekonomi AS berpotensi membalikkan keadaan saat ini. Eropa dan Jepang tak memiliki alasan kuat untuk mengubah keadaan, sementara AS punya (yakni rencana kenaikan suku bunga).


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE