Menu

Data PMI AS Di Bawah Ekspektasi, Harga Emas Rebound

Utari

Emas merangkak naik lagi, terdorong oleh aktivitas manufaktur dan jasa AS yang mengalami penurunan di bawah ekspektasi para analis sebelumnya.

Seputarforex.com- Setelah pada sesi sebelumnya turun sebesar satu persen karena adanya ekspektasi tinggi FED rate hike, harga emas di sesi Asia pada hari Rabu (22/02) ini terpantau rebound. Saat berita ini diturunkan, pair XAU/USD diperdagangkan di kisaran level harga 1,237 Dolar AS.


Harga emas batangan pecahan 1 gram bersertifikat milik PT Antam naik menjadi Rp 591,000. Analis berpendapat, harga emas Antam saat ini cenderung stagnan, tapi masih berpeluang menguat dalam jangka pendek. Kenaikan harga emas Antam ini akan terdukung pergerakan mata uang Rupiah dan harga emas global.

Pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas berjangka untuk pengiriman bulan April naik ke kisaran harga 1,238 Dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan Mei berada di level 18.01 Dolar AS per troy ons; dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan Mei ke level 2.755 Dolar AS per pound, mengalami penurunan sebesar 0.09 persen.

 

Emas Bergerak Naik Lagi Karena Pelemahan Dolar AS

Harga emas di sesi New York kemarin telah rebound dari level rendahnya setelah data PMI Manufaktur dan Jasa AS turun di bawah ekspektasi pasar. Aktivitas manufaktur di negeri Paman Sam ini turun menjadi 54.3 daripada sebelumnya 55.0. Sedangkan data PMI Jasa melemah signifikan dari level 55.6 ke 53.9.

Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker kemarin mengindikasikan kemungkinan untuk mendukung kenaikan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan Maret mendatang, apabila rilis serangkaian data ekonomi AS menunjukkan perbaikan. "The Fed akhir-akhir ini cenderung hawkish, tapi rilis data PMI menunjukkan pelemahan di bawah ekspektasi dan hal ini membuat harga emas bisa naik lagi," ujar Bob Haberkorn, analis RJO Futures di Chicago.

Di samping itu, menurut Robin Bhar, seorang analis di Reuters, logam mulia emas kini masih dibayangi oleh peluang pengetatan kebijakan moneter oleh the Fed pada bulan Maret. Meski demikian, Robin Bhar menganggap emas adalah aset investasi pelidung dari koreksi harga saham yang overvalue. Ia meyakini bahwa harga emas akan kembali meningkat di tengah ketidakpastian politik serta ketidakjelasan kebijakan Presiden AS, Donald Trump.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE