Menu

Dealer Mulai Malas Gerak, Dolar Terkantuk-Kantuk

N Sabila

Mood bullish Dolar AS masih berlangsung karena mendapat perolehan tambahan dari spread yield obligasi. Namun, likuiditas rendah karena sejumlah pihak mulai memasuki liburan.

Seputarforex.com - Para trader mengaku cukup sulit untuk menemukan denyut nadi dalam pasar forex di sesi perdagangan Jumat (23/Desember) pagi ini, karena para dealer tampak mulai malas gerak jelang libur Natal. Padahal, dilansir oleh Reuters, mood bullish Dolar AS masih berlangsung karena mendapat perolehan tambahan dari spread yield obligasi.



Dolar AS terkantuk-kantuk di kisaran 117.47 yen setelah mencapai level 118.66 yen satu minggu yang lalu, level terkuat sejak awal Februari. Sedangkan Euro sedikit menguat dengan diperdagangkan di angka 1.0443 dolar AS, setelah rebound sedikit dari level rendah 14 tahun di low 1.0350 yang tercapai di hari Selasa.

Indeks Dolar pun masih meninggi di angka 103.05 meski dalam jarak yang cukup jauh dari level puncak 103.65.

Data yang dirilis pada hari Kamis kemarin menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS telah lebih cepat daripada perkiraan sebelumnya. Namun. belanja individu dan pemasukan individu mengarah ke penurunan di kuartal keempat ini.


Plus Minus Lonjakan Spread Yield Pada Dolar

"Spread yield seharusnya bisa menarik lebih banyak capital masuk ke USD," kata Ray Attrill, Kepala Forex Global NAB. "Divergensi kebijakan moneter akan diumumkan pada tahun 2017, dengan The Fed yang mengetatkan kebijakan moneternya. Sedangkan BoJ, ECB, dan BoE justru akan memperluas pelonggaran moneter mereka," tambahnya. "Risiko lebih condong pada The Fed yang akan melakukan (kenaikan suku bunga) lebih--tidak kurang--dari 60 basis poin dari level saat ini."

Memang, Bank Sentral Jepang dan ECB telah secara aktif berusaha untuk tetap menjaga yield jangka pendek mereka tetap berkubang dalam teritori negatif dan memperlebar gap lebih jauh. Namun, Attrill juga melihat alasan mengapa Dolar mungkin tak akan naik sejauh bull yang diekspektasikan.

Menurutnya, reli Dolar sudah sepenuhnya merefleksikan pelebaran spread sejak Trump terpilih sebagai Presiden AS. Selain itu, kenaikan yield obligasi AS yang terlalu tajam dapat membebani saham-saham dan perekonomian AS. Sehingga, Federal Reserve harus membuat resistensi atas kondisi semacam ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE