Menu

Deputi BoE: Kejatuhan Sterling Adalah Peredam Shock, GBP/USD Flat

N Sabila

Pounds sterling tampak tak banyak berubah di pembukaan sesi perdagangan Eropa Senin (17/Oktober) sore ini, setelah tergelincir 0.3 persen ke angka 1.2156 per Dolar AS. Perkembangan Brexit masih menjadi pengendali gerak yang utama.

Seputarforex.com - Pounds sterling tampak tak banyak berubah di pembukaan sesi perdagangan Eropa Senin (17/Oktober) sore ini, setelah tergelincir 0.3 persen ke angka 1.2156 per Dolar AS. Kerumitan Brexit masih menjadi latar belakang penggerak utama Sterling dalam beberapa minggu ini. Saat berita ini ditulis, GBP/USD sedikit mendaki menuju level 1.2174. Pekan lalu, GBP/USD sudah mengumpulkan penurunan hingga 2 persen.

Financial Times (FT) melaporkan, Inggris kemungkinan harus membayar miliaran Pound kepada Uni Eropa setelah Brexit, demi menjadikan kota London sebagai akses utama bagi Inggris. Kota-kota lainnya masih (selain London) yang akan dijadikan akses, masih didiskusikan oleh pemerintah.

Pernyataan Perdana Menteri Inggris, Theresa May, tentang keimigrasian di Inggris nantinya, menggelisahkan para investor. Mereka khawatir Inggris akan kewalahan dalam mengontrol imigrasi yang keluar masuk dari dan ke 27 negara lainnya di Uni Eropa, serta kahwatir akan adanya wacana untuk menerapkan tarif khusus untuk memasuki single-market itu.

Namun, masih menurut FT, Inggris tidak akan membuat aturan yang mengharuskan Uni Eropa untuk membayar sejumlah uang demi mendapatkan akses istimewa ke single-market setelah Inggris resmi bercerai dari Uni Eropa tahun depan.


Broadbent: Jatuhnya Sterling Adalah Reaksi Penting

Di sisi lain, Deputi Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE), Ben Broadbent, mengatakan bahwa keterpurukan Pounds sterling setelah Inggris menyuarakan untuk keluar dari Uni Eropa, adalah bentuk dari peredam goncangan yang terjadi dalam perekonomian, katanya dalam sebuah wawancara di radio BBC hari ini.

"Memiliki mata uang yang fleksibel merupakan hal yang sangat penting, khususnya pada saat perekonomian (Inggris) menghadapi guncangan yang berbeda dengan (guncangan yang dihadapi) negara partner perdagangan yang lain," tutur Broadbent. "Dalam hal ini, guncangan yang dihadapi Inggris adalah setelah referendum. Mengijinkan mata uang untuk bereaksi akan hal tersebut, memang penting dilakukan sebagai peredam guncangan."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE