Menu

Dilema Ekonomi Jepang Pasca Laporan Neraca Perdagangan, Yen Tak Berdaya

N Sabila

Ekspor Jepang untuk bulan Desember 2014, pada hari Senin (26/01) ini dilaporkan tumbuh pesat, terbantu oleh lemahnya Yen. Selain itu, meningkatnya permintaan dari mancanegara, terutama AS, menjadi indikasi yang positif bagi negara yang dilanda resesi ekonomi pada kuartal ketiga 2014 lalu.

Ekspor Jepang untuk bulan Desember 2014, pada hari Senin (26/01) ini dilaporkan tumbuh pesat, terbantu oleh lemahnya Yen. Selain itu, meningkatnya permintaan dari mancanegara, terutama AS, menjadi indikasi yang positif bagi negara yang dilanda resesi ekonomi pada kuartal ketiga 2014 lalu.


Data yang dirilis oleh Kementerian Keuangan Jepang mencatat bahwa kenaikan ekspor Jepang Desember 2014 mencapai 12.9 persen tahun-ke-tahun, sekaligus menjadi kenaikan empat bulan berturut-turut, terdukung oleh pengiriman mobil ke AS dan komponen-komponen elektronik ke Tiongkok.

Bangkitnya sektor ekspor Jepang yang cukup lama mati suri ini dapat menjadi alasan bagi PM Shinzo Abe untuk kembali mempertimbangkan kebijakan kenaikan pajak, namun masih harus tetap melihat sektor lainnya, berkaca dalam pengalam resesi pada tahun lalu. Kabar baik juga terjadi di sektor impor, diman a terjadi penurunan angka impor, lebih besar dibandingkan ekspektasi.

Kenaikan impor Jepang bulan September hanya mencapai 1.9 persen. Tentu saja jauh lebih rendah dibandingkan ekspektais kenaikan sebesar 2.3 persen Penyebab menurunnya ongkos impor Jepang ini tak lain dan tak bukan adalah anjloknya harga minyak dalam beberapa minggu terakhir.

Dilema Di Tengah Murahnya Harga Minyak

Neraca perdagangan Jepang pun akhirnya terselamatkan dengan menunjukkan penyempitan angka dengan defisit bulan Desembernya hanya 660.7 miliar Yen, dibandingkan dengan ekspektasi defisit sebesar 740 miliar Yen, dan lebih sempit dibandingkan dengan defisit 829 miliar Yen pada bulan November.

Notulensi Bank Sentral Jepang (BOJ) juga dirilis pada hari ini. Tercatat bahwa bank sentral akan fokus pada inflasi dengan ekspektasi kunci dari sektor konsumen beberapa waktu ke depan.

Namun, perlu dicermati bahwa penurunan harga minyak dunia menjadi pedang bermata dua bagi Jepang. Di satu sisi menyelamatkan biaya impor, di sisi lain menyulitkan fokus BOJ untuk mencapai target inflasi. Yen melorot drastis pada hari ini dengan USD/JPY yang diperdagangkan pada posisi 117.33 atau menurun 0.34 persen.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE