Dolar AS Akhiri Pekan Dengan Penurunan |
Pasca kebijakan ECB, Dolar AS tak sanggup mengungguli pamor Euro. EUR/USD bertengger di level tertinggi sejak Agustus 2015 hingga sesi Asia pagi ini.
Seputarforex.com - Dolar AS sedang menuju ke loss mingguan di sesi perdagangan Jumat (21/Jul) ini. Mata uang AS tersebut berkubang dalam level terendah dua tahunnya terhadap Euro, setelah Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bahwa pihaknya akan mendiskusikan perubahan program pembelian obligasi menjelang akhir tahun ini.
Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang mayor lainnya, tampil flat di level 94.316, tak jauh dari level rendah kemarin malam di angka 94.0.90. Level itu merupakan titik nadir terdalam sejak bulan Agustus 2016. Dalam sepekan ini, indeks Dolar menurun sebanyak 0.8 persen.
Euro mulai bernafas tenang di kisaran 1.1624 per dolar AS pagi ini, setelah reli dua kali dalam sehari kemarin. EUR/USD bahkan sempat menusuk level tinggi 1.1659, puncak tertinggi sejak Agustus 2015. Namun kemudian, pair tersebut stabil di kisaran yang tercapai pagi ini.
Rencana ECB Di Musim Gugur
Draghi mengatakan, belum ada tanggal yang pasti untuk mendiskusikan perubahan apapun dalam program stimulus moneter ECB. Namun, orang nomor satu di bank sentral Eropa tersebut merinci musimnya, yakni sekitar musim gugur atau menjelang akhir tahun.
Harapan pasar terpenuhi. "Komentar tersebut dinilai hawkish , kendati ECB menyatakan tetap membuka pintu selebar-lebarnya untuk tambahan pelonggaran moneter apabila dibutuhkan," kata Bill Northey, Kepala Investasi di U.S. Bank Private Client Group, Helena, Montana.
USD/JPY Di Tengah BoJ Yang Masih Terjerat Moneter Longgar
Di sisi lain, Dolar AS ranging terhadap Yen Jepang. USD/JPY diperdagangkan pada kisaran 111.97, setelah menyentuh level rendah kemarin malam di 111.48. Pekan ini, USD/JPY sedang dalam jalur penurunan 0.5 persen.
Penurunan Dolar AS terhadap Yen terjadi sejalan dengan ekspektasi pasar. Asumsinya, setelah kebijakan moneter BoJ kemarin, Jepang akan tertinggal oleh bank-bank sentral negara maju lainnya yang sudah ancang-ancang meninggalkan kebijakan moneter longgar. Dalam pengumuman tersebut, BoJ memutuskan untuk tidak mengubah kebijakan dan mengundurkan waktu target pencapaian inflasi 2 persen.