Menu

Dolar AS Melaju Sedang, FOMC Juli Sesuai Ekspektasi

N Sabila

Dolar AS mengalami kenaikan dengan laju sedang terhadap mata uang-mata uang mayor Kamis (30/07) dini hari tadi setelah Federal Reserve dalam rapat FOMC meng-upgrade pandangan mereka di pasar tenaga kerja serta laporan tentang penjualan rumah (pending home sales).

Dolar AS mengalami kenaikan dengan laju sedang terhadap mata uang-mata uang mayor Kamis (30/07) dini hari tadi setelah Federal Reserve dalam rapat FOMC meng-upgrade pandangan mereka di pasar tenaga kerja serta laporan tentang penjualan rumah (pending home sales). Hal itu mendukung opini para trader bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya, dan mungkin secepatnya sekitar bulan September.

Pernyataan terbaru dari rapat FOMC malam tadi menegaskan bahwa The Fed sudah siap untuk mengakhiri tingkat suku bunga di level nol pada akhir tahun ini seiring dengan telah keluarnya ekonomi AS dari jurang deflasi. Meski demikian, Janet Yellen, Ketua The Fed memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunga acuan dalam rapat kebijakan bulan Juli ini, sesuai dengan eskpektasi para ekonom.

The Fed menyatakan mereka yakin bahwa kenaikan suku bunga akan sejalan dengan peningkatan lebih jauh di pasar tenaga kerja dan inflasi 2 persen akan tetap tercapai dalam jangka waktu menengah. Sebagian pihak mencerna kebijakan tersebut sebagai mixing signals.

 

Dolar AS Naik Sedang

Akibatnya, penguatan Dolar AS pun tak begitu fantastis dengan kenaikan USD/JPY sebanyak 0.3 persen ke angka 123.91, sedangkan EUR/USD menurun 0.7 persen ke angka 1.0983. Mata uang common currency tersebut menurun 0.2 persen dalam waktu 10 menit pasca pengumuman FOMC. Beberapa jam sebelum kebijakan FOMC diumumkan, data tentang Pending Home Sales tercatat menurun 1.8 persen, jauh lebih rendah dibanding ekspektasi kenaikan 0.9 persen.

Dolar Australia tertunduk terhadap Dolar AS sebanyak 0.6 persen ke angka 0.291, sementara NZD/USD jatuh 0.3 persen ke angka 0.6670. Seebelumnya, Kiwi sempat menghimpun kekuatan setelah Gubernur RBNZ, Graeme Wheeler, mengecilkan peluang untuk kembali memotong tingkat suku bunga OCR.

Menurut Anika Khan, ekonom senior dari Wells Fargo, kepada CNBC, The Fed tidak ingin kembali mengulang indikasi yang pernah mereka lakukan di tahun 2013, yakni taper tantrum . The Fed terkesan tak ingin mengacaukan volatilitas pasar finansial. Dengan demikian, lanjut Khan, masih ada dua data lain yang patut untuk diperhatikan, yaitu laporan NFP AS serta laporan tentang inflasi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE