Menu

Dolar AS Mengendur Di Tengah Memanasnya Turki-Rusia

N Sabila

Dolar AS mengendurkan otot di Rabu (25/11) pagi ini karena para investor memotong posisi-posisi long mereka menjelang hari libur Thanksgiving serta di tengah ketegangan geopolitik yang terjadi setelah Turkey menembak jatuh pesawat tempur Rusia karena menganggap Rusia melanggar batas.

Dolar AS mengendurkan otot di Rabu (25/11) pagi ini karena para investor memotong posisi-posisi long mereka menjelang hari libur Thanksgiving serta di tengah ketegangan geopolitik yang terjadi setelah Turki menembak jatuh pesawat tempur Rusia karena menganggap Rusia melanggar batas.


Bentrokan tersebut bisa dikatakan sebagai bentrokan terbuka paling serius yang pernah terjadi sejak setengah abad yang lalu, di antara negara-negara anggota NATO dan Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin pun diperkirakan tidak akan tinggal diam dan akan memberikan konsekuensi terkait masalah tersebut.

Indeks Dolar pun terpeleset ke angka 99.615, terguling turun dari puncak delapan bulan 100.000 yang tercapai pada Senin kemarin. Terhadap Yen, greenback turun ke level rendah setengah bulan di angka 122.31 dari sebelumnya di angka 122.57.

Sedangkan, EUR/USD meningkat menuju posisi 1.0673 setelah sebelumnya teredam di angka 1.0646. AUD/USD bahkan menjulang ke level tinggi 0.7266, selain karena melemahnya Dolar, juga terdukung oleh pidato Gubernur RBA, Glenn Stevens, Selasa sore kemarin, yang memupus ekspektasi akan pemotongan tingkat suku bunga RBA. Sementara itu, mata uang komoditas lainnya yakni Dolar Kanada, dilaporkan mendaki ke angka 1.3306 sehubungan dengan menguatnya harga minyak.

Penguatan Dolar Dibatasi Kenaikan Suku Bunga Bertahap

Para investor umumnya tak terlalu menggubris data yang menunjukkan bahwa perekonomian AS sudah tumbuh lebih sehat di kuartal ketiga. GDP, atau produk domestik bruto AS, malam tadi dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 2.1 persen lebih tinggi pada rilis second estimate kali ini, lebih tinggi daripada laporan data preliminer yang hanya mencatat kenaikan sebesar 1.5 persen, tetapi di bawah pencapaian kuartal dua yang menyentuh 3.9 persen.

Menurut ekonom Elias Haddad yang dikutip oleh Reuters, pertumbuhan merupakan indikator utama yang menyetir aktivitas ekonomi AS sehingga menudukung kenaikan suku bunga AS bulan depan. Namun, adanya wacana bahwa kenaikan suku bunga akan dilakukan bertahap, membuat penguatan Dolar AS terbatas.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE