Menu

Dolar AS Menguat Terbatas, PBoC Setop Devaluasi Yuan

N Sabila

Dolar AS naik tipis di hari Jumat (14/08) ini setelah Bank Sentral China (PBoC) tampak sudah menghentikan penurunan nilai Renminbi hingga saat ini. Akibatnya, kekhawatiran bahwa rendahnya Yuan akan membuat The Fed menunda rencana kenaikan suku bunga acuannya pun ikut surut.

Dolar AS naik tipis di hari Jumat (14/08) ini setelah Bank Sentral China (PBoC) tampak sudah menghentikan penurunan nilai Renminbi hingga saat ini. Akibatnya, kekhawatiran bahwa rendahnya Yuan akan membuat The Fed menunda rencana kenaikan suku bunga acuannya pun ikut surut.


Dolar diperdagangkan seharga 124.50 Yen, sedikit naik dari level di sesi perdagangan malam tadi, serta memperpanjang pemulihannya dari level rendah 124.21 Yen. Untuk pekan ini, USD/JPY tercatat telah mengalami kenaikan 0.2 persen dalam satu minggu. Pagi tadi, NZD/USD terjun setelah laporan penjualan retail New Zealand.

Sementara itu, Euro menghuni posisi 1.1141 terhadap Dolar AS, sedikit melandai daripada level yang tercapai pada sesi sebelumnya. Namun, EUR/USD tersebut sudah menghimpun kenaikan total 1.6 persen pada pekan ini karena Dolar sempat terpukul oleh spekulasi bahwa AS juga tidak menginginkan penguatan Dolar jika China terus menekan turun nilai mata uangnya.

Hari ini, PBoC memasang nilai tengah Renminbi di angka 6.3990 Yuan terhadap Dolar AS, sedikit lebih kuat dibandingkan dengan level kemarin. Pada hari Kamis kemarin PBoC mengatakan tidak alasan bagi Yuan untuk jatuh lebih jauh mengingat masih kuatnya fundamental ekonomi negara tersebut. Keputusan Beijing untuk mendevaluasi Yuan dikhawatirkan dapat memicu "perang mata uang", alias persaingan antar negara-negara maju untuk melemahkan mata uang mereka demi mencari nilai yang kompetitif, terutama untuk ekspor.

Yuan Overvalued

Indeks Dolar AS terhadap enam mata uang mayor berada di kisaran 96.372, lepas landas dari level rendah 95.926 yang tercapai di hari Selasa lalu. Meski begitu, para pelaku pasar tak yakin seberapa banyak lagi Dolar akan menguat, dengan asumsi, Yuan bisa saja melemah lagi terutama karena masih lambatnya perekonomian China.

Menurut Masafumi Yamamoto, analis Monex Securities yang diwawancarai oleh Reuters, kebijakan China kemarin memang mengejutkan, tapi sebetulnya, tak akan ada perubahan berarti karena ekonomi China pada dasarnya masih lamban. Yamamoto mengatakan bahwa nilai Yuan sudah overvalued dan kemungkinan akan terus jatuh.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE