Menu

Dolar AS Merangkak Naik Awali Pekan Ini

N Sabila

Dolar AS mengunduh perolehan pada Senin (20/10) siang ini setelah data-data AS mengembalikan gejolak pasar finansial yang sempat tenang. Ekuitas pun menanggapinya dengan kembali reli dari kerugian yang cukup dalam sehingga memicu kenikan dalam yield obligasi.

Dolar AS mengunduh perolehan pada Senin (20/10) siang ini setelah data-data AS mengembalikan gejolak pasar finansial yang sempat tenang. Ekuitas pun menanggapinya dengan kembali reli dari kerugian yang cukup dalam sehingga memicu kenikan dalam yield obligasi.


Greenback kembali terdongkrak terhadap Yen setelah adanya laporan bahwa Dana Investasi Pensiun Pemerintah (GPIF) Jepang sebesar $1.2 Triliun berhasil mendorong kepemilikan aset luar negeri, sehingga memacu permintaan terhadap mata uang asing.

Terhadap Yen

Dolar menguat 0.4 persen terhadap Yen menuju posisi 107.345, terangkat naik dari level rendah lima minggu 105.195 yang sempat tercapai pada pekan lalu. Pada hari Jumat lalu, data menunjukkan bahwa sentimen konsumen AS menguat melebihi ekspektasi, sehingga mengembalikan keyakinan pasar terhadap perekonomian Paman Sam. Beberapa hari sebelumnya, data-data AS dirilis mengecewakan sehingga imbal hasil obligasi pemerintah pun tumbang ditambah lagi dengan keprihatinan terhadap perlambatan ekonomi global.

Menurut Shiniciro Kadota, Kepala Ahli Strategi Forex di Barclays Tokyo, diperkirakan hari ini tak ada faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pergerakan mata uang. Kemungkinan besar sentimen risiko akan menunggu hingga esok sembari menunggu rilisnya data ekonomi Tiongkok, yakni data GDP, penjualan retail, dan output industri.

Nantikan Data Tiongkok

Data-data lain pada pekan ini diharapkan dapat menjadi penyangga dalam menghadapi risiko sentimen global termasuk data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu dan data indeks PMI Jerman serta Zona Euro yang akan dirilis pada Kamis mendatang. Siang ini, Euro masih stabil di posisi $1.2764 setelah tertarik menjauh dari level puncak tiga minggu di $1.2887 yang diukur pada minggu lalu.

Sementara itu, mata uang komoditas, yang cukup sensitif dalam merespon adanya pergeseran dalam permintaan global, juga bernasib lebih baik seiring dengan perekonomian yang cenderung pesimis dan peningkatan risiko sentimen. Dolar Australia sebagai salah satu mata uang komoditas naik 0.4 persen ke posisi $0.8777, sementara Dolar New Zealand meningkat 0.5 persen ke $0.7950.

Poundsterling naik tipis 0.1 persen ke $1.6111 setelah membukukan pelemahan pada akhir pekan lalu akibat pernyataan Kepala Ekonom BOE, Andrew Haldane, bahwa kenaikan suku bunga BOE akan dilaksanakan pertengahan tahun depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE