Menu

Dolar AS Rapuh Di Sesi Asia Jelang Kebijakan Dua Bank Sentral

N Sabila

Dolar AS melorot terhadap hampir semua mata uang mayor di sesi New York malam tadi hingga ke awal sesi perdagangan Asia Selasa pagi ini karena data-data ekonomi Amerika Serikat yang dilaporkan lebih buruk daripada ekspektasi serta menanti kebijakan FED dan BoJ.

Dolar AS melorot terhadap hampir semua mata uang mayor di sesi New York malam tadi hingga ke awal sesi perdagangan Asia Selasa (26/04) pagi ini karena data-data ekonomi Amerika Serikat yang dilaporkan lebih buruk daripada ekspektasi.


Data Penjualan Rumah Baru AS

Data penjualan rumah baru (New Home Sales) tergelincir 1.5 persen bulan lalu, disesuaikan ke rate tahunan musiman menjadi 511,000 unit, demikian data dari Departemen Perdagangan AS Senin malam. Angka tersebut terbukti lebih rendah daripada konsensus yang memperkirakan angka 522,000 unit.

Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang mayor lainnya, menurun 0.35 persen di angka 94.785 di sesi perdagangan malam tadi.

Di sesi perdagangan New York, Euro naik ke angka 1.1268 Dolar dari level terendah 1.1227 di sesi sebelumnya. Pagi ini, tanpa banyak rilis data di sesi perdagangan Asia, EUR/USD sudah menembus level 1.2700. Sedangkan Yen sedikit mengungguli Dolar AS, dengan USD/JPY yang sedit menurun 0.04 persen ke angka 111.15. Sementara itu, Dolar Australia cenderung flat terhadap Dolar AS dengan AUD/USD di posisi 0.7712, level rendah yang terbentuk sejak tanggal 22 April.


Menanti Kebijakan Dua Bank Sentral

Selain karena data penjualan rumah baru AS yang mengecewakan, pelemahan Dolar AS juga dipengaruhi oleh penantian terhadap hasil rapat Federal Reserve AS (FOMC) pekan ini, dimana sebagian besar analis memperkirakan The Fed tidak akan mengubah tingkat suku bunganya bulan ini berdasarkan data ekonomi dan volatilitas pasar belakangan ini. Kondisi inilah yang cenderung melemahkan sentimen Greenback. (baca juga: 5 Poin Inti FOMC Maret 2016)

Tak hanya Bank Sentral AS yang akan mengadakan rapat pekan ini, para investor juga tengah menanti pengumuman dari Bank Sentral Jepang (BoJ) pada hari Kamis esok. Lonjakan tajam USD/JPY terjadi setelah Bloomberg melaporkan bahwa BoJ sedang mempertimbangkan untuk menerapkan suku bunga negatif pada program peminjaman untuk badan-badan finansial.

Yen tumbang hingga 2.1 persen di akhir pekan lalu - yang sekaligus menjadi kejatuhan terbesarnya sejak Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda kembali menerapkan kebijakan moneter longgar setelah pada Oktober 2014 silam - pasca berita itu.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE