Menu

Dolar Australia Jatuh Diguncang Potensi Gejolak Perdagangan Global

N Sabila

Dolar Australia jatuh, tampaknya akan menjadi salah satu mata uang yang akan mengalami pukulan keras di tengah rencana kebijakan perdagangan presiden AS.

Seputarforex.com - Dolar Australia jatuh ke level rendah satu minggu terhadap Dolar AS di sesi Asia Jumat (16/Mar) pagi tadi. Meski Dolar AS sedang melemah terhadap Yen karena pencopotan Penasihat Keamanan AS, Dolar Australia tetap turun karena lebih terpengaruh oleh kebijakan proteksionisme dagang Presiden AS.

 

 

 

AUD/USD diperdagangkan di angka 0.7792 saat berita ini ditulis, setelah penurunan yang signifikan dari angka 0.7876. Menurut Imre Speizer dari Westpac, mata uang-mata uang komoditas menjadi mata uang berperforma terburuk malam tadi, terutama Dolar Australia.

Minat risiko muncul setelah ada laporan bahwa Donald Trump mencopot H.R McMaster yang menjabat sebagai penasihat keamanan. Dalam waktu yang berdekatan, beberapa pejabat penting Gedung Putih dibongkar pasang oleh orang nomor satu di AS tersebut. Sebagian pelaku pasar menduga, hal itu sengaja dilakukan oleh Trump karena mereka menghalanginya menerapkan kebijakan proteksi perdagangan.

Yang terbaru adalah rencana penerapan tarif impor AS dari China. Menanggapi hal ini, penasihat perdagangan AS, Peter Navarro mengatakan bahwa ia akan membuat surat rekomendasi yang bertujuan mengusut pencurian dan pemaksaan transfer hak milik intelektual AS oleh China.

"Dolar Australia masih cukup mantap menghadapi berbagai gejolak yang terjadi bulan ini. Hal itu menujukkan bahwa wacana pertumbuhan global yang sangat bullish belum mengguncang," kata Sean Callow, analis lain di Westpac.

"Namun, mengingat adanya ketegangan kondisi perdagangan AS yang kemungkinan makin memanas dalam beberapa bulan ke depan, Dolar Australia tampaknya akan menjadi salah satu mata uang yang akan mengalami pukulan keras. Terlebih lagi, saat ini Australia sedang defisit dan ekspornya sangat tergantung pada China."


Pidato Guy Debelle RBA

Pagi tadi, Deputi Gubernur Bank Sentral Australia (RBA), Guy Debelle, menyampaikan pidato di Sydney. Ia mengatakan bahwa pasar mengabaikan peringatan yang dibuat oleh para pembuat kebijakan tentang pasar saham.

Mereka terlalu cepat merasa puas diri dengan harga yang tinggi dan tidak mengindahkan risiko kenaikan suku bunga. Akhirnya, mereka kelabakan saat kenaikan suku bunga AS mulai bergerak lebih cepat. Pada bulan Februari 2018, pasar saham global pun mengalami sell-off besar-besaran.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE