Menu

Dovishnya Notulensi FOMC Serta Lemahnya Data Ekonomi: Dolar AS Berhenti Reli

N Sabila

Dolar AS kembali jatuh setelah dirilisnya notulensi rapat FOMC The Fed yang telah dilaksanakan akhir Januari lalu, pada Kamis (19/02) dini hari tadi. Notulensi tersebut mencatat bahwa para pembuat kebijakan di The Fed sedang berfokus pada bertambahnya risiko perekonomian ketimbang peningkatan yang ditunjukkan oleh sebagian data-data ekonomi AS pada akhir tahun lalu.

Dolar AS kembali jatuh setelah dirilisnya notulensi rapat FOMC The Fed yang telah dilaksanakan akhir Januari lalu, pada Kamis (19/02) dini hari tadi. Notulensi tersebut mencatat bahwa para pembuat kebijakan di The Fed sedang berfokus pada bertambahnya risiko perekonomian ketimbang peningkatan yang ditunjukkan oleh sebagian data-data ekonomi AS pada akhir tahun lalu.

Sinyal mengenai kenaikan suku bunga, dalam notulensi tersebut, masih jelas tergambar bahwa The Fed masih akan bersabar mempertahankan tingkat suku bunga hampir nolnya. Akibatnya, Dolar AS pun menghentikan reli yang sempat terjadi sebelum minutes dirilis.

Akibat lebih dovish-nya kecenderungan para anggota The Fed yang tersurat pada notulensi tersebut, imbal hasil obligasi pemerintah dua tahunan anjlok hingga 0.07 persen poin, penurunan terbesar sejak bulan Agustus 2011. Imbal hasil (yield), yang akan jatuh begitu harga naik, merupakan salah satu instrumen yang paling sensitif terhadap perubahan outlook kenaikan suku bunga.

Notulensi FOMC Tak Bantu Dolar

Begitupula dengan Dolar AS, mata uang tersebut jeblok hinggga ke posisi 118.55 yen sebelum akhirnya berhenti di posisi 118.79 yen. Dapat disimpulkan bahwa USD/JPY melorot hingga 0.4 persen pasca notulensi The Fed dirilis. Namun, terhadap Euro, notulensi The Fed belum cukup kuat untuk mengalahkan perkara utang Yunani, akibatnya EUR/USD pun tetap melompat ke area 1.1400, meskipun diperdagangkan di kisaran 1.350 sebelum notulensi dirilis. Namun, Dolar Kanada melemah akibat menurunnya harga minyak, sehingga USD/CAD melompat hingga 1.2418 dari sebelumnya di 1.238.

Saat ini, inflasi AS masih di bawah target 2 persen yang diinginkan oleh The Fed. Selain itu, negeri Paman Sam sebenarnya juga masih berupaya untuk melemahkan nilai tukar mata uangnya demi menopang pertumbuhan ekonomi.

Perlu diketahui bahwa beberapa data ekonomi AS juga dirilis pada malam hari tadi, di antaranya, inflasi produsen (PPI) AS yang minus 0.8 persen pada bulan Januari dibandingkan minus 0.4 persen yang diekspektasikan. Produksi industri pun hanya menunjukkan kenaikan 0.2 ersen, sementara ekspektasinya adalah 0.3 persen, tetapi lebih tinggi dari sebelumnya di 0.3 persen. Data-data tersebut sukses berkombinasi dengan dovishnya FOMC dan melemahkan Dolar AS.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE