Menu

Draghi: Ekonomi Mungkin Lebih Buruk, Euro Perlu Dipantau

A Muttaqiena

Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi, menyampaikan bahwa kelemahan perekonomian Zona Euro boleh jadi lebih buruk dibanding estimasi sebelumnya.

Seputarforex.com - Presiden Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB), Mario Draghi, menyampaikan pada komite ekonomi Parlemen Eropa kemarin malam (26/Februari) bahwa kelemahan dalam perekonomian Zona Euro boleh jadi lebih buruk dibanding estimasi sebelumnya. Meski demikian, ia tetap optimis mengenai perkembangan laju inflasi di kawasan ini.

 

Tren Inflasi Ke Depan Tetap Naik

Menurut Draghi, buruknya kelemahan dalam perekonomian dapat memperlambat kenaikan inflasi Zona Euro, tetapi hanya sementara; dan harga-harga pada akhirnya akan naik lagi. Faktor-faktor yang menghambat kenaikan inflasi akan memudar seiring dengan berlanjutnya pertumbuhan. Hubungan tradisional antara pertumbuhan dan inflasi masih bertahan, meskipun korelasinya melemah dalam beberapa tahun belakangan.

"Dikarenakan ketidakpastian mengenai pengukuran kelemahan ekonomi, jumlah sebenarnya bisa jadi lebih besar dibanding yang telah diestimasikan, hal mana dapat memperlambat pemulihan laju inflasi," kata Draghi, "Ini terutama nampak di pasar tenaga kerja."

"Namun demikian, faktor-faktor ini semestinya memudah seiring berlanjutnya ekspansi ekonomi dan penurunan pengangguran... Ke depan, kami mengantisipasi inflasi akan melanjutkan penyesuainnya ke arah atas secara bertahap, didukung oleh kebijakan-kebijakan moneter kami."

Sembari mengulangi kembali pernyataannya mengenai optimisme pada masa depan perekonomian, Mario Draghi mengungkapkan pula bahwa kesabaran dan kegigihan untuk menjalankan kebijakan ECB masih diperlukan. Kenaikan inflasi masih menjadi prasyarat bagi perubahan kebijakan moneter ECB, sedangkan volatilitas pasar finansial, khususnya penguatan Euro baru-baru ini, merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan lebih seksama.

 

Mendukung Ekspektasi Penghentian Stimulus

Menurut Reuters, komentar Draghi mengindikasikan bahwa ECB masih yakin inflasi bergerak dalam tren naik dan mendekati target 2 persen. Hal ini mendukung ekspektasi pasar kalau ECB bakal mengakhiri stimulus moneter dalam bentuk program pembelian obligasi pada tahun ini, meskipun tak semua data-data ekonomi memuaskan.

Anggota Dewan Gubernur ECB, Benoit Coeure, juga mengatakan pada hari Jumat, bank sentral telah memegang cukup banyak Obligasi untuk mempertahankan bunga pinjaman tetap pada level rendah. Argumen tersebut turut menandakan bahwa ECB sedang bersiap-siap mengakhiri stimulus masif sebesar 2.55 Triliun Euro yang diluncurkan tiga tahun lalu untuk menanggulangi ancaman deflasi.

Seusai beredarnya komentar Mario Draghi, Euro sempat mengendur sejenak, tetapi tetap menutup perdagangan hari Senin dengan kenaikan. Saat berita ditulis pada pertengahan sesi Asia hari Selasa (27/Februari), pasangan mata uang EUR/USD mencatat peningkatan sebesar 0.15% ke 1.2335, di tengah penantian pasar menjelang testimoni pimpinan bank sentral AS, Jerome Powell, di depan Parlemen. Sementara itu, EUR/GBP naik 0.13% ke 0.8830 dan EUR/JPY menanjak 0.11% ke 131.86.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE