Menu

Dua Event Berikut Akan Menjadi Penggerak Dolar AS Pekan Ini

N Sabila

Dolar AS menguat ke level tinggi sembilan bulan terhadap Euro pada Rabu (20/08) hari ini, di tengah spekulasi bahwa The Fed akan segera menaikkan tingkat suku bunganya. Pengukuran terhadap mata uang AS ini naik ke level tinggi enam bulan menjelang dua event penting berikut ini.

Dolar AS menguat ke level tinggi sembilan bulan terhadap Euro pada Rabu (20/08) hari ini, di tengah spekulasi bahwa The Fed akan segera menaikkan tingkat suku bunganya. Pengukuran terhadap mata uang AS ini naik ke level tinggi enam bulan menjelang dua event penting, yakni rilisnya risalah pertemuan The Fed (FOMC) yang telah digelar pada tanggal 29-30 Juli lalu, pada malam hari nanti serta konferensi bank sentral dunia di Wyoming AS.



Notulensi FOMC Juli 2014

The Fed telah secara gamblang menyebutkan bahwa pembelian obligasi bulanan akan berakhir pada Oktober tahun ini. Dan pertanyaan terbesar investor adalah kapan suku bunga The Fed akan dinaikkan. Ketua The Fed Janet Yellen memang telah menyebutkan bahwa akan memprtahankan suku bunga rendah cukup lama meskipun tapering akan berakhir pada Oktober. Tetapi, suara-suara hawkish dalam tubuh The Fed terus mewanti-wanti bahwa suku bunga rendah yang terlalu lama dapat menekan inflasi.

Simposium Jackson Hole

Selain notulensi FOMC, agenda ekonomi lain yang tak kalah berpengaruh bagi pergerakan mata uang-mata uang mayor adalah simposium pejabat bank sentral di Jackson Hole, AS. Janet Yellen dan Mario Draghi adalah dua dari beberapa tokoh penting yang dijadwalkan akan menjadi pembicara dalam simposium ini.

Yellen dijadwalkan akan membuka simposium tersebut dengan memberikan pidato mengenai pasar tenaga kerja. Ketenagakerjaan tampaknya merupakan bidang keahlian Presiden The Fed tersebut. Sehingga hal-hal seperti ketenagakerjaan penuh atau hal-hal lain yang berdampak pada inflasi dan stabilitas harga yang dibahas oleh Yellen dalam simposium ini, akan dianggap sebagai mandat.

Pada bulan Juli lalu, tingkat pengangguran mengalami kenaikan hingga 6.2 persen. Arti dari kenaikan tersebut bisa jadi karena kurangnya lapangan kerja penuh waktu atau memang para pengangguran AS berhenti mencari kerja.

Jim Russell, ahli strategi ekuitas senior dari Bank Wealth Management mengatkan, "Ada yang berubah pada pasar tenaga kerja sejak masa resesi hebat; rendahnya upah masih menghantui sebagian besar lapangan kerja". Menurut Russel, pertanyaan-pertanyaan penting mengenai ketenagakerjaan penuh dan stabilitas harga, hendaknya dapat terjawab dalam simposium tersebut.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE