Menu

Ekspor-Impor China Tumbang, AUD/USD Makin Tertekan

A Muttaqiena

Upaya rebound AUD/USD terjegal oleh publikasi Neraca Perdagangan China. Raksasa ekonomi Asia itu kemungkinan tak mengalami pemulihan seperti yang diharapkan sebelumnya.

Seputarforex - Nilai tukar Dolar Australia karam terhadap Dolar AS pada perdagangan hari Rabu lalu lantaran rilis data inflasi AS yang fantastis. AUD/USD kemudian berupaya mendaki, tetapi terjegal oleh publikasi Neraca Perdagangan China yang mengecewakan pada hari Jumat ini (12/April). AUD/USD jatuh 0.5% sampai kisaran 0.6500 saat memasuki sesi Eropa.

Neraca Perdagangan China membukukan kenaikan surplus pada bulan Maret 2024, tetapi pertumbuhannya lebih lambat daripada ekspektasi konsensus. Data ekspor-impor (eksim) juga merosot dengan sangat tajam.

Ekspor China tercatat -7.5% (y/y) pada periode Maret 2024, mencatatkan kemerosotan terparahnya sejak Agustus 2023. Padahal ekspor China sempat tumbuh +7.1% (y/y) pada Februari. Impor juga jatuh sampai -1.9% (y/y) pada Maret 2024, meleset dari ekspektasi konsensus maupun pertumbuhan periode sebelumnya.

Angka-angka tersebut memicu reaksi keras para partisipan pasar keuangan. Shanghai 300 ambles ke level terendah sejak Februari. Berimbas negatif pula terhadap Dolar Australia, karena China merupakan pasar ekspor terbesar dan salah satu sumber devisa utama bagi Negeri Kanguru.

Sean Callow, pakar strategi pasar mata uang di Westpac, berkomentar, "Kemerosotan Dolar Australia tampaknya sekali lagi berkaitan dengan goyahnya (data ekonomi) China, menempatkannya sedikit saja di atas posisi terendah seusai perilisan data CPI AS . Shanghai Shenzhen CSI 300 berada dalam jalur penurunan harian ketujuh berturut-turut."

Sebagian pelaku pasar khawatir China tak benar-benar mengalami pemulihan ekonomi pada tahun 2024 seperti yang diharapkan sebelumnya. Kekhawatiran seperti ini memicu aksi risk-off yang mencederai aset-aset high risk seperti Aussie dan menguntungkan aset-aset safe haven seperti Greenback.

Reli dolar AS juga terdorong secara signifikan oleh rilis data inflasi CPI dan PPI pada pertengahan pekan ini. Laju inflasi AS menjauh lagi dari target 2%, sehingga pelaku pasar memperkirakan Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga yang tinggi dalam waktu lebih lama.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE