Menu

Emas Menanjak Tajam Setelah Yellen Dinilai Dovish

Utari

Harga emas terpantau naik di sesi Asia hari Rabu ini (30/03) seiring dengan pernyataan Ketua the Fed Janet Yellen yang dinilai lebih dovish bila dibandingkan dengan beberapa pernyataan dari pejabat the Fed lain. Saat berita ini turun, XAU/USD diperdagangkan pada kisaran level harga 1,238 dolar AS.

Harga emas terpantau naik di sesi Asia hari Rabu ini (30/03) seiring dengan pernyataan Ketua the Fed Janet Yellen yang dinilai lebih dovish bila dibandingkan dengan beberapa pernyataan dari pejabat the Fed lain. Saat berita ini turun, XAU/USD diperdagangkan pada kisaran level harga 1,238 dolar AS.

Pada Comex, New York Mercantile Exchange emas untuk pengiriman bulan Juni merangkak naik sebesar 0.44 persen yaitu diperdagangkan pada level harga 1,243 dolar AS per troy ounce. Sementara itu, perak futures untuk pengiriman bulan Mei juga naik 0.97 persen yaitu pada harga 15.380 dolar AS per troy ounce dan tembaga futures diperdagangkan pada level harga 2,218 dolar AS per pound, naik sebesar 0.27 persen.

Harga emas bisa membumbung lebih dari 15 dolar AS per ounce, melambung setelah penurunan selama satu bulan dari sesi sebelumnya seiring dengan Yellen yang menekankan bahwa the Fed harus tetap melanjutkan secara bertahap untuk kenaikan suku bunga berikutnya.

Walaupun mengalami penurunan harga dari harga tertingginya dalam satu tahun di awal bulan ini, emas masih naik sebesar 15 persen sejak awal tahun. Terlebih lagi logam mulia ini naik hingga 250 dolar AS per ounce sejak penurunan pada bulan keenam dan pada bulan Desember tahun lalu.

 

Pernyataan Dovish Yellen

Janet Yellen dalam pidatonya tadi malam menuturkan, ekonomi AS menunjukkan kemajuan yang luar biasa seiring dengan pasar tenaga kerja yang juga memperlihatkan perbaikan. Akan tetapi, dia menekankan bahwa ekonomi global yang melambat itu berlanjut untuk memberikan efek pada AS. Pidato Yellen juga mengindikasikan bahwa FOMC masih mempertimbangkan aspek manufaktur yang melamban dan level ekspor ditengah-tengah outlook ekonomi yang lemah di China.

Komentar Yellen tersebut berlawanan dengan adanya tanda-tanda hawkish dari beberapa rekannya minggu lalu seperti Presiden the Fed Philadelphia, Patrick Harker dan Presiden the Fed Chicago, Charles Evans, dan Presiden the Fed San Fransisco, John Williams. Mereka berpendapat bahwa the Fed harus menerapkan kebijakan untuk adanya kenaikan suku bunga yang lebih banyak sebelum akhir tahun ini yaitu ditengah- tengah naiknya inflasi dan secara tajam bisa menurunkan dolar.

 


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE