Menu

Emas Mendaki, Dipicu Lonjakan Aktivitas Manufaktur Tiongkok

Utari

Emas mampu naik meski Indeks Dolar AS menguat. Ini terjadi karena tingginya aktivitas manufaktur China dan para investor yang kini tengah menunggu realisasi dari kebijakan Trump.

Seputarforex.com- Harga emas mengawali tahun baru di sesi Asia pada hari Selasa (03/01) ini dengan kenaikan, meski Indeks Dolar AS menguat. Peningkatan harga ini disebabkan oleh rilis data aktivitas manufaktur China versi Caixin yang menanjak melampaui ekspektasi analis. Saat berita ini diturunkan, pair XAU/USD diperdagangkan di level 1,157 Dolar AS. Di samping itu, harga emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk naik ke level harga Rp 586,000.

Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Februari naik sebesar 0.58 persen ke 1,158 Dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak berjangka untuk pengiriman bulan Maret mengalami kenaikan sebesar 0.79 persen menjadi 16.12 Dolar AS per troy ons dan harga tembaga berjangka untuk pengiriman bulan Maret di level 2.533 Dolar AS per pound.

 

Indeks PMI Manufaktur China Melonjak

Kenaikan harga emas di sesi ini terdukung oleh apiknya rilis data indeks PMI Manufaktur China. Aktivitas manufaktur Tiongkok untuk bulan Desember meningkat di luar ekspektasi analis sebelumnya, yaitu ke level 51.9 dari sebelumnya hanya 50.9.

Sektor industri China telah mengalami peningkatan dari pembangunan infrastruktur dan perumahan yang mampu membuat permintaan bahan material meninggi. Meski demikian, para analis berpendapat bahwa ekonomi China akan menghadapi tantangan pada tahun 2017, sebagai dampak dari stimulus sebelumnya dan pelemahan dalam sektor properti.

 

Investor Tunggu Realisasi Kebijakan Donald Trump

Selama sesi perdagangan akhir tahun 2016, harga emas terpantau turun, tapi harga emas secara tahunan meningkat sebesar sembilan persen. Sebagian besar analis meyakini, kenaikan logam mulia emas tersebut terjadi sejalan dengan volume perdagangan yang lemah menjelang libur akhir tahun. Selain itu, harga emas berjangka di Comex mengakhiri perdagangan di tahun 2016 dengan peningkatan harga sebesar 7.1 persen. Hal tersebut terjadi setelah adanya ketidakpastian ekonomi pada awal tahun 2016 lalu dan pemilu Presiden AS.

Perlu diketahui bahwa pada bulan November lalu harga emas turun lebih dari 8 persen, seiring dengan tingginya imbal hasil obligasi AS pasca kemenangan Donald Trump dan rencana kebijakan ekonominya. Oleh karena itu, sebagian besar investor saat ini akan terus menyoroti dan memantau bagaimana relaisasi dari rencana kebijakan Donald Trump, Presiden AS ke-45 yang akan dilantik pada bulan Januari ini. Kebijakan Trump ini dinilai sangat penting karena menjadi gambaran bagaimana kondisi ekonomi AS selanjutnya.

Kesuksesan dari Kebijakan ekonomi Trump tentu berhubungan dengan probabilitas kenaikan tingkat suku bunga AS oleh the Fed. Dalam pertemuan FOMC beberapa waktu lalu, bank sentral AS ini memproyeksikan akan melakukan pengetatan kebijakan moneter sebanyak tiga kali jika kondisi perekonomiam AS mengalami peningkatan signifikan. Apabila the Fed kembali menaikkan tingkat suku bunga-nya, harga emas akan semakin terpuruk karena harus bersaing ketat dengan aset berimbal balik bunga.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE