Menu

Emas Raih Gain Mingguan Terbesar Dalam Dua Bulan

Pandawa

Secara teknikal, Emas juga telah menembus resisten pada Moving Average (MA) 50-Day dan 100-Day di kisaran harga $1,250 per ounce.

Emas berpotensi mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam dua bulan di hari Jumat (21/7), menyusul pelemahan Dollar AS terhadap sebagian besar major currency. Greenback yang melemah sejak Juni membuat daya tarik emas semakin meningkat, karena emas menjadi lebih murah untuk pemegang mata uang lainnya.

Yield Obligasi juga terlihat turun pasca pernyataan ketua ECB, Mario Draghi, yang tidak mau terburu buru mengakhiri kebijakan ultra longgar (program pembelian aset). Turunnya Obligasi tentu membuat permintaan logam mulia seperti Emas ikut meningkat.

Analis ABN AMRO, Georgette Boele, mengatakan, ekspektasi Fed Rate Hike yang simpang siur akan membatasi pergerakan harga Emas. Pasalnya, saat ini Investor tengah menanti statement FOMC pada tanggal 26 Juli pekan depan untuk mencari petunjuk lebih mengenai prospek kenaikan suku bunga Fed.

Secara teknikal, Emas juga telah menembus resisten pada Moving Average (MA) 50-Day dan 100-Day di kisaran harga $1,250 per ounce. Sementara itu, support berada di area MA 200-Day pada level $1,230 per ounce.

"Penurunan Yields Obligasi dan pelemahan Dollar AS telah mendorong Emas menguat sebanyak 3.5 persen sejak tanggal 10 Juli, namun hanya didorong oleh short-covering dan tidak ada kenaikan permintaan fisik emas", ucap Carsten Menke, Analis Komoditas di Julius Baer.

Pada pukul 20:06 WIB malam, Emas bergerak di level $1,251.59 per ounce, atau telah menguat sebesar 0.56 persen sejak pembukaan sesi perdagangan hari Jumat. Sementara itu, harga Emas Berjangka AS untuk pengiriman bulan Agustus naik 0.1 persen menjadi $1,246.7 per ounce.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE