Menu

Emas Tertahan Di Level Rendah Merespon Data AS

Nadia Sabila

Rilis data klaim pengangguran dan GDP AS terbilang positif sehingga menahan emas dari kenaikan signifikan. Selain itu, pernyataan hawkish Powell juga membebani emas.

Seputarforex - Harga emas masih bergerak di level rendah tiga bulan pada sesi perdagangan Kamis (29/Juni) malam. Emas spot jatuh 0.6% ke $1896.19 per ounce, emas futures merosot hampir 1% ke $1903.90, dan grafik XAU/USD di bawah ini menampilkan pergerakan di area $1910.

Rilis data ekonomi AS hari ini terbilang positif, mengangkat Dolar AS dan yield obligasi sekaligus menahan emas dari kenaikan signifikan. Klaim pengangguran AS tercatat menurun, mensinyalkan kestabilan di sektor tenaga kerja. GDP AS juga dilaporkan solid di kuartal pertama.

Menanggapi laporan tersebut, analis Philip Streible dari Blue Line Futures di Chicago mengatakan bahwa emas memang sedang mendapatkan pukulan telak yang bertubi-tubi. Selain data ekonomi AS yang menguat, pernyataan hawkish bank sentral AS turut membebani emas.

Dalam pidatonya di Forum ECB di Portugal kemarin, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa sebagian besar anggota pembuat kebijakan bank sentral masih mengekspektasikan perlunya kenaikan suku bunga setidaknya dua kali hingga akhir tahun. Kondisi inflasi AS pun dinilai masih jauh di atas target 2%, sementara sektor tenaga kerja masih kuat.

Dolar AS menjadi aset favorit dalam situasi saat ini, sehingga emas kehilangan daya tarik. Bullion bahkan terpantau anjlok lebih dari 3% selama bulan ini, dan diperkirakan bakal memasuki wilayah negatif untuk pertama kali sejak September 20022 gara-gara isu kenaikan suku bunga.

Secara keseluruhan, Carlo Alberto De Casa dari Kinesis Money menganalisis bahwa harga emas masih akan menemui tantangan dalam jangka menengah. Tak hanya The Fed, ECB pun sedang ambil ancang-ancang untuk mendongkrak suku bunganya lagi. Walaupun demikian, De Casa mengatakan bahwa level support emas di $1900 sudah terbukti solid. Kenaikan harga emas tinggal menunggu peluang yang menunjukkan risiko resesi pada tahun 2024 mendatang.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE