Menu

Emas Turun, Pasar Amati Komentar The Fed Terkait Rencana Trump

Utari

Harga emas terkoreksi setelah menyentuh level USD1,200 untuk pertama kalinya. Kini pasar tengah mengamati beberapa pernyataan petinggi The Fed terkait rencana kebijakan ekonomi Donald Trump.

Seputarforex.com- Harga emas di sesi Asia pada hari Jumat ini (13/01) melandai setelah kemarin mencatatkan kenaikan tertinggi tujuh pekan akibat kekecewaan pasar terhadap konferensi pers Donald Trump. Saat berita ini diturunkan, pair XAU/USD diperdagangkan di kisaran level harga 1,191 Dolar AS. Di samping itu, harga emas batangan pecahan 1 gram bersertifikat milik PT Antam, Tbk terpantau naik menjadi Rp 587,000.

 

Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Februari melandai sebesar 0.7 persen ke level 1,191 Dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan Maret berada di level 16.71 Dolar AS per troy ons; dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan Maret diperdagangkan turun menjadi 2.664 Dolar AS per pound.

Selama sesi perdagangan kemarin, harga emas meroket dan mampu menyentuh level harga USD1,200 untuk pertama kalinya sejak Bulan November. Harga emas terus terangkat sejalan dengan anjloknya mata uang Dolar AS terhadap mata uang mayor lainnya dan merosot sekitar 0.8 persen terhadap Yen Jepang gara-gara konferensi pers Donald Trump yang mengecewakan pasar.

Dilema Petinggi The Fed Terhadap Rencana Kebijakan Ekonomi Trump

Meski dalam konferensi pers kemarin Presiden terpilih Donald Trump tidak menjelaskan realisasi dan detail janji-janjinya terkait kebijakan ekonominya, beberapa pejabat the Fed mengkhawatirkan dampak rencana kebijakan ekonomi tersebut. Mereka menilai, rencana pemotongan pajak dan kebijakan fiskal Trump bisa menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi AS jangka pendek, namun menimbulkan inflasi tinggi dan masalah kredit macet.

Menurut Presiden the Fed Atlanta, Dennis Lockhart, saat ini sebagian pelaku pasar optimistis akan rencana untuk stimulus fiskal, pemotongan pajak, dan anggaran belanja untuk pembangunan infrastruktur serta beberapa deregulasi oleh Trump. Tetapi, Lockhart menambahkan, kebijakan itu mungkin bisa mengakibatkan tingkat inflasi AS meninggi dengan cepat sehingga menyebabkan the Fed harus memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga-nya lagi.

Di samping itu, Presiden the Fed Chicago, Charles Evans dalam pidatonya kemarin di American Council Life Insurer menyatakan, dalam hal ini kondisi perekonomian AS sebenarnya tidak membutuhkan kebijakan yang akan berdampak jangka pendek seperti rencana ekonomi Trump tersebut. Ia berpendapat bahwa ekonomi AS lebih memerlukan strategi jangka panjang untuk dapat meningkatkan sektor ketenagakerjaan yang kini masih terkendala masalah terkait penuaan penduduk (population aging) dan kurangnya produktivitas.

Komentar dua petinggi the Fed ini mengindikasilkan dilema yang sekarang dihadapi oleh The Fed. Setelah beberapa tahun mereka berharap pemerintah dapat melakukan sesuatu untuk membantu peningkatan ekonomi AS, saat ini mereka harus menghadapi masa sulit dimana ada kemungkinan pemerintah di Gedung Putih akan bertindak terlalu cepat.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE