Euro Defensif, Fokus Pasar Ke Catalonia Dan ECB |
Penurunan Euro diperkirakan akan terbatas karena para investor mengekspektasikan ECB untuk mengungkapkan rencana tapering-nya bulan ini.
Seputarforex.com - Euro terpantau defensif di sesi perdagangan Senin (16/Okt) pagi ini setelah dihelatnya Pemilu Austria dan adanya perkembangan terbaru mengenai konfrontasi Catalonia dengan Madrid. Sementara itu, Dolar AS sebagai rival Euro, masih bergerak dalam momentum yang minim setelah lemahnya data inflasi AS akhir pekan lalu.
Euro melorot hingga 0.25 persen terhadap Dolar AS di awal sesi perdagangan hari ini. EUR/USD diperdagangkan pada angka 1.8088 saat berita ini ditulis pukul 11:18 WIB, menambah penurunan sebanyak 0.2 persen. Pair tersebut makin menjauhi level tinggi 2 1/2 persen di angka 1.1880 yang tersentuh pada hari Kamis.
Pemilu Austria
Figur muda dari Konservatif Austria, Sebastian Kurz, memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin negara tersebut selanjutnya, setelah Pemilu yang digelar pada hari Minggu kemarin. Meski demikian, Kurz akan perlu berkoalisi dengan sayap kanan, mengingat partai yang mengusungnya belum memenuhi mayoritas.
Pernyataan Carles Puidgemont
Di sisi lain, para investor masih mengawasi perkembangan deklarasi kemerdekaan Catalonia dari Spanyol yang rencananya akan diklarifikasi oleh Carles Pudgemont siang ini. PM Spanyol, Mariano Rajoy, memberikan deadline bagi Puidgemont untuk segera mengklarifikasi posisinya mulai Senin hingga Kamis pekan ini. Rajoy mengatakan bahwa pihaknya akan mensuspensi otonomi Catalonia apabila Puidgemont tetap bersikeras memilih merdeka.
Meski demikian, penurunan Euro diperkirakan akan terbatas karena para investor mengekspektasikan ECB untuk mengungkapkan rencana tapering-nya bulan Oktober ini.
"Politik Eropa dapat memengaruhi Euro dalam jangka panjang. Akan tetapi, pimpinan Austria yang baru, yang dikenal tegas dengan masalah imigrasi, tampaknya tak akan berpengaruh banyak dengan Euro. Dalam jangka pendek, ECB akan menjadi fokus utama pasar," kata Minori Uchida, Kepala Ahli Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, yang diwawancarai oleh Reuters.