Menu

EUR/USD Ikut Terseret Lemahnya Data Retail Jerman

Galuh

EUR/USD kembali terbenam pasca rilis data penjualan retail Jerman turun lebih buruk dari perkiraan. Pengaruh FOMC dan data positif dari GDP AS terhadap USD, serta sentimen ekonomi Zona Euro yang tak kunjung membaik, dinilai sebagai penyebab utama kegagalan Euro untuk meniti kenaikan pada sesi trading Jumat (31/10) ini.

EUR/USD kembali terbenam pasca rilis data penjualan retail Jerman turun lebih buruk dari perkiraan. Setelah sempat bangkit di kisaran 1.26 pada sesi trading sebelumnya, pair ini kembali turun ke level 1.25. Pengaruh FOMC dan data positif dari GDP AS terhadap USD, serta sentimen ekonomi Zona Euro yang tak kunjung membaik, dinilai sebagai penyebab utama kegagalan Euro untuk meniti kenaikan pada sesi trading Jumat (31/10) ini.


EUR/USD mencapai level 1.2562, atau turun 0.40% lebih rendah dari pencapaian di sesi sebelumnya. Analis FXStreet memperkirakan pair ini akan sanggup menyusur ke poin 1.2504 jika level 1.2545 tersentuh. Sementara itu, EUR/GBP juga terhitung melemah, dengan perolehan nilai di level terendah 3 minggu terakhir.

Jerman Kembali Mengecewakan, Inflasi Zona Euro Sesuai Ekspektasi

Meskipun sempat mengejutkan ekspektasi pada pelaporan data pengangguran kemarin, Jerman ternyata belum mampu keluar dari tren negatif. Pada laporan yang rilis sore ini, penjualan retail Jerman tercatat turun hingga -3.2%, atau jauh lebih buruk dari prediksi yang memperkirakan penurunan hanya di -1.0%. Sebelumnya, hasil retail bulan lalu juga direvisi turun dari 2.5% menjadi 1.5%.

 

 

Pada laporan terpisah, perolehan belanja konsumen Prancis juga turun lebih rendah dari ekspektasi. Meski indeks harga produsen negara tersebut terhitung lebih baik dari perkiraan, namun data retail Jerman dan laju inflasi Zona Euro belum mampu memperbaiki posisi Euro terhadap Greenback dan Sterling.

Terkait data inflasi Zona Euro, Kepala Analis Danske Bank, Arne Rasmussen mengaku telah memotong angka ekspektasinya dari 0.4% menjadi sama dengan hasil bulan sebelumnya, yaitu 0.3%, untuk mengurangi tekanan terhadap ECB. Akan tetapi, angka inflasi tersebut ternyata naik sesuai perkiraan umum ke angka 0.4%. Hasil ini belum mampu membawa banyak perubahan terhadap nilai EUR/USD, lantaran pencapaian tersebut masih jauh dari target inflasi 2% dari ECB.

 



GDP AS Bantu Pertahankan Kejayaan USD

Keputusan The Fed untuk mengakhiri program stimulusnya masih menjadi faktor utama dibalik tren bullish Dolar AS. Hal ini semakin didorong oleh data GDP AS yang naik lebih baik dari perkiraan di 3.5%. Sebelumnya, ekspektasi terhadap data ini hanya memperkirakan naik ke level 3.0%. Bukan hanya terhadap Euro, Dolar AS juga masih terpantau kuat terhadap mata uang mayor lain. Pada hasil FOMC yang berlangsung kemarin, The Fed akhirnya memutuskan untuk mengakhiri QE (Quantitative Easing) mereka, dengan memotong anggaran dana senilai $15 milyar.

EUR/JPY Menguat Setelah Putusan BOJ

Terhadap Yen, Euro berhasil menguat 1.48%, atau mencapai level 139.81. EUR/JPY berhasil melesat setelah BOJ secara tiba-tiba mengumumkan penambahan stimulus pada konferensi sore ini. Langkah ini diambil sebagai reaksi terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi Jepang yang tak juga mencapai target, meski pajak telah dinaikkan sejak April lalu.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE