Menu

Fed Mester: Gejolak Pasar Keuangan Tidak Pengaruhi Prospek Ekonomi AS

Pandawa

Menurut Loretta Mester yakin jika reaksi berlebihan terhadap gejolak pasar AS tak mempengaruhi ekonomi AS, karena kondisig fundamental saat ini sangat meyakinkan.

Seputarforex.com - Pada hari Selasa (13/2), Loretta Mester yang menjabat sebagai Presiden Fed Cleveland menyampaikan peringatan tentang reaksi pasar yang berlebihan terhadap gejolak di pasar keuangan AS. Kondisi pasar saham AS baru-baru ini memang cukup menghebohkan, terutama dengan jebloknya indeks Dow Jones ke jurang yang cukup dalam. Namun kondisi itu bisa pulih dalam waktu singkat.

Menyikapi penurunan indeks-indeks saham utama yang mencapai lebih dari 10%, Mester berujar, "Meskipun kejatuhan lebih dalam dan terus-menerus di pasar ekuitas bisa mengurangi kepercayaan, sentimen risk-taking, serta minat belanja, pergerakan yang sudah kita lihat sebelumnya jauh (lebih buruk) dari kondisi saat ini."

Mester kembali menambahkan bahwa dirinya berharap ekonomi mampu melewati turbulensi di pasar saham, dan tetap mempertahankan pandangan terhadap prospek ekonomi AS. Menurutnya, kondisi fundamental yang menyokong perekonomian AS saat ini sudah sangat menjanjikan.

Komentar Mester merupakan salah satu sinyal penting, mengingat ia adalah salah satu pembuat kebijakan (policymakers) Fed yang getol menyuarakan kekhawatiran perihal stabilitas pasar keuangan. Mester juga sering menyoroti risiko inflasi jika Fed kurang cepat menaikkan suku bunga.

Menurut pandangan sang pejabat, kebijakan moneter harus diperketat dengan pacing yang sama seperti di tahun 2017, yakni saat Bank Sentral menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali. Prospek tiga kali kenaikan suku bunga di tahun ini sebenarnya sudah sejalan dengan pandangan mayoritas pembuat kebijakan Fed.


Badai Pasar Saham Usai, Dolar AS Masih Loyo

Meski pasar saham AS telah pulih dan risk-appetite kembali muncul, minat investo untuk menjual Dolar belum juga surut. Indeks Dollar (DXY) tercatat melemah 0.5%, menyusutkan gain yang didapat minggu sebelumnya. Kondisi bearish Greenback khususnya tercermin dalam pergerakan mata uang tersebut terhadap Yen.

Yen kembali mencatatkan kenaikan signifikan pada sesi perdagangan hari Selasa, berada di level tertinggi dalam kurun lima bulan terakhir. Sepanjang bulan ini, mata uang tersebut telah menguat sebanyak 1.5%. Melonjaknya nilai tukar Yen didorong oleh pelemahan USD dan prospek BoJ terkait stimulus moneter. "Banyak pelaku pasar memprediksi Yen akan naik, saat prospek BoJ yang mungkin akan mengikuti langkah Bank Sentral lain untuk mengurangi stimulus secara bertahap mulai mencuat," ucap Ulrich Leuchtmann, Analis Commerzbank di Frankfurt.

Selain itu, merebaknya kekhawatiran investor terhadap dampak gelojak pasar saham turut mendukung penguatan Yen. JPY selama ini memang dikenal sebagai mata uang safe haven, sehingga menjadi target aksi beli yang dilakukan investor untuk mengamankan aset mereka.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE