Menu

Harga Emas Bergerak Naik Jelang Konferensi Pers FOMC

Utari

Harga emas berusaha naik lagi setelah dalam lima sesi berturut-turut melandai. Saat ini perhatian pelaku pasar ke pengumuman dan pernyataan Federal Reserve nanti malam.

Seputarforex.com- Menjelang pengumuman tingkat suku bunga AS dan konferensi FOMC, harga emas di sesi Asia pada hari Rabu (14/06) terpantau mengalami kenaikan. Saat berita ini ditulis, harga emas spot XAU/USD menanjak sebesar 0.26 persen ke kisaran harga 1,269 Dolar AS.

Sedangkan harga emas berjangka pada Comex New York Mercantile Exchange diperdagangkan naik 0.21 persen menjadi di level harga 1,271 Dolar AS per troy ons. Harga emas batangan pecahan 1 gram bersertifikat Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Antam), Tbk berada di level harga Rp 592,000 dan harga buy back menjadi ke kisaran harga Rp 538,000.

Harga Emas Berusaha Naik Lagi

Harga emas selama sesi perdagangan hari Selasa kemarin merangkak naik seiring dengan Jaksa Agung, Jeff Sessions yang dicecar beberapa pertanyaan seputar keterlibatannya dengan petinggi Rusia dan adanya campur tangan negara Rusia dalam pemilihan Presiden AS tahun 2016 lalu.

"Harga emas naik dari level USD1,260, didorong oleh ketidakjelasan testimoni Jeff Sessions", ucap Tai Wong, Direktur divisi trading logam mulia di BMO Capital Markets New York. Pernyataan Jeff Sessions kemarin sama sekali tidak memberikan informasi baru terkait pemecatan James Comey atau kampanye Donald Trump yang diduga melibatkan Rusia. Penolakan Sessions untuk memberikan keterangan sehubungan diskusi dirinya dan Donald Trump, menimbulkan pertanyaan apakah Gedung Putih menyembunyikan sesuatu.

Pasar Tunggu Pengumuman Suku Bunga Dan Pernyataan Federal Reserve

Saat ini fokus pasar adalah ke Federal Reserve dan bank sentral ini diprediksi akan menaikkan tingkat suku bunga-nya nanti malam. Para investor juga akan berfokus pada indikasi baru tentang proyeksi rate hike tahun ini dan penilaian Federal Reserve pada kondisi ekonomi serta tingkat inflasi AS.

Terlepas dari itu, sebagian pelaku pasar bersikap ragu terhadap kenaikan suku bunga oleh The Fed selanjutnya, mengingat beberapa tanda pelemahan rilis data ekonomi AS. Beberapa analis menilai, rate hike bulan Juni ini mungkin merupakan kenaikan suku bunga terakhir pada tahun 2017.

"Adanya pelemahan dalam sektor konsumsi saat ini yang semakin nampak cukup jelas, sejalan dengan pertumbuhan upah tenaga kerja yang menurun, ditambah dengan buruknya permorma industri perumahan, bisa jadi membuat the Fed tidak melakukan kenaikan suku bunga-nya lagi. Meski iklim investasi AS akhirnya naik setelah turun selama beberapa kuartal, hal ini belum bisa mengimbangi kondisi sektor konsumsi yang lesu," kata Anna Stupnytska, ahli ekonomi di Fidelity International.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE