Menu

Harga Emas Berlanjut Naik, Menunggu Kelanjutan Brexit

Utari

Harga emas pada sesi perdagangan Asia hari Senin ini (27/06) masih berlanjut naik sejalan dengan adanya hasil referendum Inggris yang memenangkan Brexit. Para investor kini sedang menantikan indikasi lain terhadap apa yang akan dilakukan Inggris setelah referendum pekan lalu.

Harga emas pada sesi perdagangan Asia hari Senin ini (27/06) masih berlanjut naik sejalan dengan adanya hasil referendum Inggris yang memenangkan Brexit. Para investor kini sedang menantikan indikasi lain terhadap apa yang akan dilakukan Inggris setelah referendum pekan lalu. Saat berita ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan pada kisaran level harga 1,326 dolar AS.

 

Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas futures untuk pengiriman bulan Agustus naik cukup signifikan yaitu sebesar 0.70 persen ke level harga 1,331 dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan September menanjak tipis ke 17.82 dolar AS per troy ons, naik sebesar 0.17 persen dan tembaga futures mengalami penurunan ke 2.108 dolar AS per pound, turun sebesar 0.38 persen.

Sampai bulan Juni tahun 2016 ini, harga logam mulia emas sudah mengalami peningkatan sebesar 25 persen, didorong oleh adanya kecemasan terhadap pertumbuhan ekonomi global dan penerapan kebijakan suku bunga negatif oleh beberapa bank sentral. Selain itu, harga emas juga mengalami peningkatan signifikan karena the Fed menurunkan proyeksi mereka terkait dengan kenaikan suku bunga tahun ini.

Hasil Referendum Inggris

Pada sesi perdagangan hari Jumat pekan lalu, harga emas reli ke level harga tertingginya selama dua tahun setelah hasil referendum Inggris yang mengejutkan karena warga Inggris menginginkan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa. Kondisi tersebut membuat para pelaku pasar berbondong-bondong beralih ke bullion dan aset safe haven lainnya dan membuat harga logam mulia emas naik tajam ke 1,358 dolar AS.

Level harga emas tersebut merupakan kenaikan harga dalam satu hari terbesar sejak bulan September tahun 2013 dan merupakan harga penutupan tertinggi sejak Agustus 2014 setelah hasil referendum Inggris tersebut adalah 52 persen untuk "Brexit" dan 48 persen untuk "Bremain".

Disamping itu, keadaan juga diperparah dengan Perdana Menteri Inggris, David Cameron yang menyatakan bahwa ia akan segera mengundurkan diri dari posisinya saat ini. Keputusan David Cameron tersebut meningkatkan kekhawatiran atas prospek pada ekonomi global serta bisa jadi akan memicu penurunan tajam pada saham dan mata uang.

Menunggu Pidato Janet Yellen Di Konferensi ECB

Dalam sepekan ini, volatilitas pasar diperkirakan akan tetap tinggi setelah pasar saham global terpantau mengalami kerugian dua triliun dolar AS pada hari Jumat lalu dan mata uang poundsterling menurun sangat tajam yakni sebesar 10 persen ditengah-tengah rilis hasil referendum Inggris.

Disamping hal itu, investor juga akan menanti pidato ketua the Fed Janet Yellen yang dijadwalkan akan memberikan pernyataan dan komentarnya di konferensi ECB (European Central Bank)di Portugal hari Rabu mendatang. Para pelaku pasar akan mencari tahu indikasi dan sinyal lebih lanjut terkait dengan bagaimana Brexit akan mengubah outlook perekonomian di AS dan kebijakan tingkat suku bunga oleh the Fed.

Seperti yang sudah diketahui bahwa tingkat suku bunga yang rendah cenderung akan membantu emas untuk tetap di level harga tinggi. Namun sebaliknya, apabila the Fed menaikkan suku bunganya maka hal tersebut akan membuat emas bersaing ketat dengan aset berimbal balik bunga.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE