Menu

Harga Emas Masih Sideways, Perlu Pemicu

A Muttaqiena

Harga emas kembali tergelincir di sesi perdagangan terakhir hari Kamis lalu karena rilis data-data dari Amerika Serikat yang cenderung mendukung kenaikan suku bunga FED. Akan tetapi, kembali terpantau menanjak dalam kisaran terbatas pada Jumat pagi ini (30/9).

Seputarforex.com - Harga emas kembali tergelincir di sesi perdagangan terakhir hari Kamis lalu karena rilis data-data dari Amerika Serikat yang cenderung mendukung kenaikan suku bunga FED. Akan tetapi, kembali terpantau menanjak dalam kisaran terbatas pada Jumat pagi ini (30/9). XAU/USD berada di kisaran 1324.13, tidak jauh dari posisinya kemarin pagi sementara harga emas berjangka untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York naik 0.09% ke angka $1,327.15 per troy ons.

 

Butuh Pemicu

Pada hari Kamis, serangkaian data dipublikasikan di Amerika Serikat, termasuk Pending Home Sales, Jobless Claims, dan GDP final. Home Sales tercatat memburuk dengan jatuh ke angka terendah dalam 7 bulan, tetapi kurangnya inventori dipandang sebagai penyebab dibalik data tersebut. Sedangkan klaim pengangguran mingguan AS dilaporkan naik ke 254k, meski di bawah ekspektasi.

Sementara itu, GDP kuartal II/2016 annualized direvisi naik dari 1.1% ke 1.4%. Revisi data GDP tersebut sesuai ekspektasi, tetapi sejumlah sentimen positif dimunculkan di dalamnya, termasuk perbaikan investasi bisnis, stabilisasi harga minyak, dan belanja konsumen yang lebih solid.

Komponen-komponen tersebut dipandang sebagian pihak sebagai argumen yang cukup mendukung Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga-nya akhir tahun nanti. Akan tetapi, dilihat dari pergerakan harga emas saat ini yang cenderung ranging, pelaku pasar agaknya masih membutuhkan pemicu yang lebih signifikan untuk menggerakkan harga.

 

FED Bisa Terpaksa Menaikkan Suku Bunga Lebih Cepat

Pidato pimpinan FED Janet Yellen hari Rabu lalu tak memberikan petunjuk yang jelas tentang waktu kenaikan suku bunga yang dinantikan itu. Ia kembali mengatakan pada Kongres AS bahwa bank sentral yang dipimpinnya tak memiliki "jadwal tetap" dalam merubah kebijakan moneternya. Selain itu, ia mengindikasikan kalau laju penciptaan lapangan kerja saat ini bisa mengakibatkan perekonomian memanas (overheat) dan, jika memang demikian, maka FED bisa terpaksa menaikkan suku bunga lebih cepat.

Ke depan, pasar akan memperhatikan kemunculannya lagi di video conference pada Minority Bankers Forum di Kansas City pukul 20:00 GMT (Sabtu dini hari waktu Indonesia). Selain itu, beberapa pejabat FED lainnya juga dijadwalkan untuk memberikan pidato di depan publik, diantaranya Presiden FED Atlanta Dennis Lockhart, anggota dewan gubernur FED Jerome Powell, Presiden FED Minneapolis Neel Kashkari, dan Presiden FED Kansas City Esther George.

Sebagaimana diketahui, harga emas sangat sensitif dalam merespon perubahan suku bunga AS (FED rate), karena kenaikannya akan menaikkan opportunity cost dari pemilikan aset tak berimbal hasil seperti bullion.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE