Menu

Harga Emas Melandai Akibat Penguatan Imbal Hasil Obligasi AS

Utari

Harga emas turun lagi, dipicu oleh penguatan imbal hasil obligasi AS setelah laporan aktivitas non manufaktur AS yang meninggi.

Seputarforex.com- Harga emas di sesi Asia pada hari Selasa (06/12) terpantau melandai setelah pada sesi sebelumnya harga emas merosot ke level terendah 10 bulan, disebabkan oleh adanya penguatan di sektor ekuitas global. Saat berita ini diturunkan, pair XAU/USD diperdagangkan di level harga 1,175 Dolar AS. Di samping itu, harga emas Antam pecahan 1 gram kembali turun dari level harga kemarin Rp 589,000 menjadi Rp 587,000 pada perdagangan hari ini.

Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Februari melandai menjadi 1,175 Dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan Maret berada di kisaran level harga 16.93 Dolar AS per troy ons dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan Maret mengalami penurunan menjadi di level 2.684 Dolar AS per pound.

Selama sesi perdagangan hari Senin malam kemarin, harga emas anjlok, seiring dengan sebagian besar investor yang mulai mengabaikan ketidakpastian kondisi politik Italia pasca pengunduran diri Perdana Menteri, Matteo Renzi. Para pelaku pasar masih optimis dan memilih sektor ekuitas dan aset berisiko lainnya daripada aset safe haven seperti emas. Kondisi ini terjadi karena laporan data ekonomi AS dari ISM tadi malam menunjukkan bahwa aktivitas non-manufaktur bulan November meningkat ke level tinggi satu tahun.

 

Harga Emas Tertekan Outlook Ekonomi AS

Harga emas di sepanjang tahun ini sudah mengalami pergerakan harga yang sangat fluktuatif, dipicu oleh hasil voting yang mengejutkan dan voting ini memberikan dampak signifikan terhadap pasar finansial global. Harga emas mampu meroket setelah hasil referendum Inggris beberapa waktu lalu yang menghasilkan rencana Inggris akan keluar dari Uni Eropa (Brexit).

Sesudah Brexit, harga emas kembali jeblok karena terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS ke-45. Kemenangan Trump tersebut menaikkan peluang the Fed segera melakukan pengetatan kebijakan moneter bulan ini. Sejauh ini, logam mulia emas terus berada di bawah tekanan di tengah indikasi adanya perbaikan pertumbuhan ekonomi AS.

Sementara itu, prospek Rate Hike oleh the Fed yang tinggi juga mampu menggerus minat investor terhadap aset emas, mengingat imbal hasil investasi emas tidak berbentuk bunga. Menurut FedWatch Tool milik CME Group, probabilitas kenaikan suku bunga AS pada bulan Desember masih tinggi yakni sebesar 92 persen.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE