Menu

Harga Emas Melemah, Tersengat Kenaikan Yield Obligasi Global

Utari

Naiknya imbal hasil obligasi didorong oleh pernyataan bank sentral global terkait dengan pengetatan kebijakan moneter. Namun, emas diprediksi bisa naik lagi oleh Goldman Sachs.

Seputarforex.com- Harga emas di sesi Asia pada hari Jumat (30/06) ini terpantau sedikit melandai. Hal ini terjadi sejalan dengan naiknya imbal hasil obligasi global yang mampu mengikis minat para investor terhadap logam mulia seperti emas.

Saat berita ini diturunkan, harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Agustus pada Comex New York Mercantile Exchange menurun sebesar 0.3 persen menjadi ke level harga 1,245 Dolar AS per troy ons dan harga emas spot XAU/USD mengalami penurunan ke kisaran harga 1,245 Dolar AS.

Harga Emas Melandai Karena Imbal Hasil Obligasi AS

Dalam sesi New York hari Kamis malam kemarin, harga logam mulia emas lagi-lagi melemah, dipukul mundur oleh imbal hasil obligasi global yang naik secara signifikan. Yield obligasi AS terpantau mengalami peningkatan tajam, menyentuh level tertinggi 10 tahun, sedangkan imbal hasil obligasi Jerman menanjak signifikan ke level tinggi satu bulan. Kondisi tersebut disebabkan oleh pernyataan beberapa petinggi bank sentral seperti European Central Bank (ECB) dan Bank of Canada.

Bank-bank sentral itu mengisyaratkan bahwa langkah-langkah untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter bisa jadi akan diambil segera. Seperti yang sudah diketahui, kenaikan imbal hasil obligasi serta pernyataan bank sentral yang cenderung hawkish bisa memberikan dampak negatif terhadap emas, yakni penurunan harga pada logam mulia ini.

Prediksi Goldman Sachs Tentang Pergerakan Harga Emas

Goldman Sachs mengungkapkan, harga emas mungkin akan kembali ditekan oleh kenaikan tingkat suku bunga.

Dalam catatannya, Goldman Sachs menilai, "Outlook harga emas jangka pendek masih cukup baik, yakni kemungkinan diperdagangkan di kisaran level harga USD1,250. Namun, harga emas bisa cenderung bearish lagi sejalan dengan adanya kenaikan tingkat suku bunga AS oleh Federal Reserve dan pengurangan besaran neraca keuangan bank sentral negeri Paman Sam ini".

Di samping itu, para analis di Goldman Sachs berpendapat bahwa tekanan terhadap harga emas dapat berkurang apabila pertumbuhan ekonomi AS melemah dan minat pelaku pasar pada aset safe haven emas meninggi di tengah terjadinya penurunan kurs Dolar. Kedua hal itu membuat logam si kuning menjadi menarik bagi investor jangka panjang, sehingga harga emas akan terdukung.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE