Menu

Harga Emas Melesat Ditunjang Goyahnya Pasar Saham Dan PM May

A Muttaqiena

Kenaikan kembali harga Emas kali ini disinyalir berhubungan dengan jatuhnya indeks saham dunia dan goyahnya pemerintahan PM Theresa May di Inggris.

Seputarforex.com - Harga Emas terpantau naik kembali pada akhir perdagangan hari Selasa dan berlanjut hingga awal sesi Asia hari Rabu ini (15/November), setelah sempat terpuruk hingga kisaran $1270an akibat order Sell tanpa katalis yang jelas muncul di bursa berjangka akhir pekan lalu. Kenaikan kembali harga Emas kali ini disinyalir berhubungan dengan beberapa hal, termasuk jatuhnya indeks saham dunia dan goyahnya pemerintahan PM Theresa May di Inggris.

 

 

Saat berita ditulis, Gold Spot XAU/USD berada pada posisi naik 0.13% ke $1281.97. Harga Emas Antam pun meningkat sejengkal ke Rp623,562 per gram, dengan harga buyback dipatok pada Rp556,000 per gram. Masing-masing sudah berada di atas level harga pada pembukaan awal pekan.

 

DAX Jerman Anjlok

Kemarin, indeks saham top dunia berguguran. Indeks DAX Jerman merosot empat sesi berturut-turut, dengan penurunan terakhir sebesar 0.31% ke 13,033.5. Indeks FTSE100 berhasil bertahan pada -0.01%. Namun, penurunan yang tak kalah signifikan dialami pula oleh trio indeks AS, NASDAQ100, Dow Jones, dan S&P500. Indeks NIKKEI225 pun pagi ini tercatat merosot terus hingga sudah -0.77% saat berita ditulis.

Tabel Indeks Saham Dunia Pada 15 November 2017 Pukul 9:20 WIB

 

Sementara Emas dikenal sebagai aset Safe Haven yang berisiko rendah; saham termasuk aset dengan risiko lebih tinggi yang biasa hanya dicari ketika minat risiko meningkat. Apabila minat risiko berkurang, maka investor cenderung memilih Obligasi, Logam Mulia, atau aset Safe Haven lainnya.

 

Para Spekulan Kembali Timbun Emas

"Para spekulan berhenti menarik diri dari emas dan kembali membangun posisi net long lagi dalam sepekan yang berakhir tanggal 7 November," kata analis dari Commerzbank, dalam sebuah catatan yang dikutip oleh BullionVault, dalam mengulasi data perdagangan emas derivatif dari CFTC Amerika Serikat. Lanjutnya lagi, "Mereka juga bertaruh lebih besar lagi pada (kemungkinan) kenaikan harga perak dalam beberapa waktu belakangan."

Menurut data CFTC, posisi long di bursa berjangka COMEX New York naik 4% dalam sepekan yang berakhir pada Selasa, 7 November, ke total 540 ton, atau sekitar 43% di atas rerata historis. Kenaikan tersebut terjadi sebelum adanya instruksi jual yang memicu kepanikan pada hari Jumat, tetapi publikasi data CFTC tertunda hingga Selasa, 14 November.

 

"Pemberontakan" Atas Theresa May Di Parlemen Inggris

Di sisi lain, permintaan akan aset-aset Safe Haven meningkat di tengah kekacauan politik di Inggris dan ketidakpastian rencana Reformasi Pajak AS. Indikasi "pemberontakan" partai Konservatif terhadap pimpinannya, PM Theresa May, makin mencolok, sehingga mengancam upaya May untuk menetapkan tanggal 29 Maret 2019 sebagai "hari Brexit".

Di depan Parlemen kemarin, Dominic Grieve, seorang anggota partai Konservatif senior, menyatakan akan terus menentang penetapan tersebut karena tidak melewati prosedur yang semestinya. Katanya, schedule tersebut ditentukan "tanpa proses pembuatan keputusan kolektif dalam pemerintahan...dan disertai dengan apa yang saya kira ancaman mengerikan bahwa siapapun yang menghalanginya seakan-akan mengkhianati takdir dan misi negeri, dan saya tidak siap untuk mengikuti hal itu."

Tak hanya itu, Grieve pun mengungkapkan akan "voting melawannya (penetapan tanggal Brexit pada 29 Maret 2019), tak ada kata 'jika', tak ada kata 'tapi', tak ada kata 'mungkin' tentang ini", bahkan meski hanya ia sendiri yang menentangnya di antara semua anggota Parlemen. Orasi Grieve langsung disahuti oleh sejumlah anggota Parlemen lainnya, "Kamu tidak akan (sendiri)"; mengindikasikan bahwa puluhan wakil rakyat dari partai Konservatif lainnya akan turut melakukan hal yang sama.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE