Menu

Harga Emas Melonjak Karena The Fed Dinilai Kurang Hawkish

Utari

Harga emas mampu mendaki secara signifikan ke level tertinggi satu minggu sejalan dengan outlook kenaikan tingkat suku bunga AS oleh The Fed untuk tahun ini yang tidak berubah.

Seputarforex.com- Harga emas di sesi Asia pada hari Kamis (16/03) melonjak sebesar 1.5 persen ke level harga tertinggi satu minggu. Kondisi ini terjadi setelah The Fed menaikkan tingkat suku bunga-nya. Saat berita ini diturunkan, pair XAU/USD diperdagangkan di kisaran level 1,224 Dolar AS. Harga emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Antam), Tbk ikut menanjak cukup tajam menjadi Rp 581,000 daripada sebelumnya di level Rp 577,000.


Pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas berjangka untuk pengiriman bulan April meningkat sangat signifikan yakni sebesar 1.98 persen menjadi 1,224 Dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan Mei berada di level 17,74 Dolar AS per troy ons ;dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan Mei di kisaran harga 2.6755 Dolar AS per pound, mengalami kenaikan sebesar 0.72 persen.

Harga Emas Naik Setelah Pengumuman FED Rate Hike

Pelemahan indeks mata uang Dolar AS menyebabkan harga emas terangkat kembali, seiring dengan tergelincirnya imbal hasil obligasi. Harga logam kuning ini pada sesi New York kemarin mampu mengalami kenaikan sangat signifikan, meskipun bank sentral AS melakukan pengetatan kebijakan moneter. Hal ini disebabkan oleh pernyataan The Fed yang mengatakan bahwa FED Rate Hike akan dilakukan lagi secara bertahap dengan outlook kenaikan suku bunga tidak berubah, yakni sebanyak dua kali lagi tahun ini dan tiga kali pada tahun 2018 mendatang.

"Kenaikan tingkat suku bunga AS sudah diperkirakan sebelumnya dan apa yang sebenarnya menjadi fokus utama sebagian besar pelaku pasar adalah pandangan The Fed untuk Rate Hike selanjutnya," ujar Shree Kargutkar, Manager di Sprott Asset Management. Menurut Kargutkar, pasar telah bersiap untuk pernyataan hawkish The Fed, tapi kenyataannya The Fed dinilai cenderung dovish karena proyeksi Rate Hike untuk tahun ini tidak berubah. Dalam konferensi pers kemarin, The Fed juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tumbuh stabil, pasar tenaga kerja mengalami perbaikan dan tingkat inflasi sudah mendekati target.

"Saya menilai The Fed masih akan menaikkan tingkat suku bunga-nya kembali tahun ini sebanyak dua kali, apabila rilis data ekonomi AS tetap positif dan hal tersebut kemungkinan akan menekan harga emas lagi," kata Senior Investment Strategist di US Bank Wealth Management, Rob Haworth.

Di samping itu, para investor saat ini sedang mencermati pemilu Belanda dan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang dinilai berpotensi menimbulkan risiko konflik geopolitik.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE