Menu

Harga Emas Terbenam Setelah Komoditas Dilanda Aksi Jual

Utari

Harga emas terperosok ke level rendah setelah aksi jual besar-besaran karena adanya spekulasi prospek ekonomi AS akan membaik di bawah kepemimpinan Trump.

Seputarforex.com- Harga emas di sesi Asia pada hari Senin (14/11) menurun dan diperdagangkan di kisaran level harga rendah lima bulan setelah pada sesi perdagangan sebelumnya sebagian besar pelaku pasar global melakukan aksi sell-off komoditas. Saat berita ini diturunkan, pair XAU/USD diperdagangkan di kisaran level harga 1,219 dolar AS.

Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas untuk pengiriman bulan Desember menurun signifikan menjadi 1,218 dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan Desember juga melemah sebesar 0.67 persen ke level harga 17.25 dolar AS per troy ons dan harga tembaga futures untuk pengiriman Desember berada di kisaran level harga 2.572 dolar AS per pound.

Optimisme Pasar Terhadap Rencana Kebijakan Trump

Selama sesi perdagangan emas pada hari Jumat pekan lalu, harga emas ambruk sebesar tiga persen seiring dengan naiknya minat investor terhadap aset imbal balik bunga karena adanya spekulasi bahwa pembangunan infrastruktur AS bisa jadi akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi serta tingkat inflasi AS menjadi lebih baik.

Rencana kebijakan Trump tersebut memberikan sentimen positif terhadap pasar dan membuat investor berbondong-bondong melakukan aksi jual terhadap emas. Aksi sell off oleh pelaku pasar ini mengakibatkan penurunan harga logam mulia yang paling buruk dan ekstrim sejak bulan Juni tahun 2013 meskipun harga emas meroket hampir lima persen ketika hasil pilpres AS memenangkan Donald Trump, kandidat dari partai Republik.

Di samping itu, anjloknya harga emas juga dipicu oleh pendapat salah satu anggota Dewan Gubernur, Stanley Fischer yang menyatakan, prospek pertumbuhan sektor ekonomi AS saat ini sudah cukup kuat untuk menghadapi kenaikan tingkat suku bunga AS oleh the Fed. Namun, Fischer juga menyatakan, the Fed kini masih terus melanjutkan proses monitoring kenaikan bunga jangka panjang AS.

Setelah terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden AS menggantikan Barack Obama, pada pekan ini sebagian investor akan kembali berfokus pada kondisi perekonomian global dan indikasi serta sinyal tertentu terkait dengan arah kebijakan moneter bank-bank sentral.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE