Menu

Harga Emas Tergulir, Dipicu Pandangan Petinggi The Fed

Utari

Tidak hanya komentar hawkish dari pejabat penting Federal Reserve, kondisi bursa saham global yang rebound turut menurunkan minat investor terhadap aset safe haven seperti emas.

Seputarforex.com - Pernyataan salah satu petinggi Federal Reserve yang dipandang hawkish serta kenaikan kurs Dolar mendorong harga emas turun lagi. Harga emas di sesi Asia hari Selasa (20/06) ini diperdagangkan di dekat level terendah lima pekan. Turunnya harga si kuning disebabkan pula oleh bursa saham yang mendaki seiring dengan saham perusahaan teknologi dan retail rebound dari pelemahan yang terjadi di sesi sebelumnya.


Saat berita ini diturunkan, harga emas spot XAU/USD berada di level 1,244 Dolar AS dan harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Agustus pada Comex Mercantile New York mengalami penurunan ke kisaran harga 1,246 Dolar AS per troy ons. Harga emas batangan pecahan 1 gram bersertifikat Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Antam), Tbk turut melemah menjadi di level harga Rp 585,000 dan harga buy back ke harga Rp 534,000.

Harga Emas Dipukul Mundur Pernyataan William Dudley

Logam mulia emas telah ditenggelamkan oleh nada hawkish The Fed dan peluang rate hike paling tidak sebanyak satu kali lagi pada tahun 2017 ini. Hal ini mensinyalkan ada pandangan optimis bank sentral AS mengenai kondisi ekonomi negeri Paman Sam. Pandangan tersebut kemudian mengakibatkan harga emas turun dalam dua sesi berturut-turut, karena tingginya suku bunga membuat emas sebagai aset yang tidak berimbal balik bunga tidak menarik bagi investor.

Selama sesi malam kemarin, pergerakan Dolar terhadap mata uang Euro dan Yen menyentuh level tertinggi setelah adanya komentar dari pejabat penting the Fed yang juga merupakan anggota FOMC. Pernyataan Presiden The Fed New York, William Dudley, kemarin memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan langkahnya untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter.

"Kita sudah hampir mendekati kondisi Full Employment. Meskipun tingkat inflasi masih lebih rendah dari target, tapi saya menilai, apabila kondisi pasar tenaga kerja AS menguat lagi, upah kerja akan ikut naik secara bertahap dan hal ini akan mendorong tingkat inflasi mendekati dua persen", ujar William Dudley.

Meski demikian, analis di Standard Chartered berpendapat,"Walaupun bank sentral AS memberikan sinyal kenaikan tingkat suku bunga-nya lagi di tahun 2017 ini, pasar memperkirakan probabilitas rate hike mendatang hanya sebesar 40 persen".

Untuk mengetahui sinyal lebih lanjut, pasar kembali menantikan pidato Wakil Ketua Federal Reserve yang merupakan anggota FOMC, Stanley Fischer nanti malam pada acara konferensi Riksbank Macroprudential di Amsterdam, Belanda.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE