Menu

Harga Konsumen AS Turun, Greenback Tertekan

Pandawa

Data inflasi AS yang rilis pada hari Rabu (20/1) menunjukan telah terjadi penurunan pada bulan Desember, sehingga membuat greenback gagal melanjutkan penguatannya terhadap mata uang utama seperti Euro dan Poundsterling.

Data inflasi AS yang rilis pada hari Rabu (20/1) menunjukan telah terjadi penurunan pada bulan Desember, sehingga membuat greenback gagal melanjutkan penguatannya terhadap mata uang utama seperti Euro dan Poundsterling.

Melambatnya pertumbuhan inflasi AS selama bulan desember 2015 silam menunjukkan bahwa biaya hidup di negeri Paman Sam mencatatkan penurunan sebanyak 0.1 persen, dimana pada bulan november mengalami stagnan.

Rendahnya data CPI selama bulan Desember merupakan akibat dari penurunan harga komoditas energi seperti minyak mentah yang saat ini berada di titik terendah dalam 12 tahun terakhir, sehingga biaya distribusi barang dan jasa AS justru mengalami penurunan dan berdampak pada harga jual kepada masyarakat.

Laporan inflasi bulan Desember tersebut sekaligus mematahkan ekpektasi para ekonom pada jajak pendapat Reuters yang memprediksi akan terjadi stagnan harga konsumen AS. Sedangkan apabila tanpa memasukkan makanan dan bahan bakar, atau Core CPI, hanya tumbuh sebesar 0.1 persen alias masih lebih rendah dari estimasi 0.2 persen oleh Survey Reuters.

Berlanjutnya trend penurunan harga energi tentu saja menyebabkan inflasi sulit untuk menanjak menuju target Federal Reserve, padahal pada tahun lalu tingkat inflasi berhasil tumbuh sebanyak 0.7 persen, sedangkan CPI inti naik sebanyak 2.1 persen selama 2015 silam.

Meskipun inflasi bulanan AS tertahan di zona negatif namun pembuat keputusan Federal Reserve justru percaya bahwa harga energi akan kembali berakselerasi sehingga mereka sedang mempertimbangkan untuk kembali menaikkan suku bunga acuan The Fed secepatnya jika kondisi perekonomian khususnya pertumbuhan tenaga kerja dan upah semakin positif.

Saat berita ini ditulis, Dollar AS tertekan terutama oleh Pound seperti yang terjadi pada pairing GBP/USD yang menguat sebanyak 0.42 persen sejak pembukaan sesi New York dan kini diperdagangkan pada harga 1.4212, begitu juga dengan pairing USD/JPY yang turun dan berada pada level 116.65. Sementara itu Greenback justru menguat terhadap Euro yang ditunjukkan pada pair EUR/USD yang harus kembali turun dan diperdagangkan di harga 1.0902.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE