Menu

Harga Minyak Dijungkitkan Komentar Menteri Energi UEA

N Sabila

Harga minyak mentah AS memantul naik dari level rendah 12 tahun di Jumat (12/02) pagi ini setelah komentar dari Menteri Energi negara anggota OPEC memancarkan harapan akan adanya koordinasi pemotongan produksi minyak. Minyak mentah berjangka WTI di harga $27.35.

Harga minyak mentah AS memantul naik dari level rendah 12 tahun di Jumat (12/02) pagi ini setelah komentar dari Menteri Energi negara anggota OPEC memancarkan harapan akan adanya koordinasi pemotongan produksi minyak. Akan tetapi, para analis memperkirakan hal tersebut merupakan langkah yang belum pasti dan oversuplai masih akan berlangsung sementara belum diaplikasikan secara nyata.


Minyak mentah berjangka WTI diperdagangkan di harga $27.35 per barel pada pukul 08.14 pagi tadi, naik sekitar $1.14 atau 4.35 persen dari harga sebelumnya. Sedangkan minyak Brent naik 5.56 persen menuju harga $31.73 per barel.

Di sesi perdagangan malam tadi, harga minyak terjungkal ke level rendah baru sejak tahun 2003 karena pertumbuhan stok minyak dan para investor yang melarikan diri pasar ekuitas menuju aset-aset safe haven seperti emas.

Analis: Pernyataan Itu Cuma Jawboning

Menanggapi pernyataan pejabat OPEC tentang pemotongan suplai minyak, para analis memberikan pandanagn yang pesimis. Menurut analis Bank ANZ yang diwawancarai oleh Reuters, tampak bahwa akan kecil kesempatan bagi OPEC dan negara-negara prodeusen minyak non OPEC untuk mencapai kesepakatan kebijakan.

"Komentar dari Menteri Energi Uni Emirat Arab bahwa OPEC sudah berniat untuk bekerjasama memotong produksi minyak tampaknya hanya memberikan dampak yang kecil. Kami melihat hal ini sebagai jawboning saja dengan kemungkinan tanggapan dari negara-negara produsen minyak lain yang akan sangat kecil," kata analis ANZ tersebut.

Pesimisme para analis tersebut memang beralasan. Laporan pasar minyak yang dirilis International Energy Agency (IEA) pada 9 Februari menghapus harapan akan adanya rebound harga yang berkelanjutan di tengah memburuknya oversupply akibat OPEC yang terus menggenjot produksi. Padahal, perusahaan-perusahaan minyak kian terjepit bahkan salah satu perusahaan migas terbesar di Amerika Serikat kini dikabarkan nyaris bangkrut.

Perlu diketahui bahwa pada bulan Januari lalu, 13 negara anggota kartel minyak melonjakkan produksi mereka sebanyak 131,000 barel per hari hingga encapai 32.33 juta barel perhari, terdukung oleh produksi minyak dari Arab Saudi, Irak, Iran, dan Nigeria.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE