Menu

Ini Penyebab Dolar AS Tumbangkan Yen Di Awal Pekan

N Sabila

Kesepakatan Senat mengenai reformasi pajak AS memuluskan agenda Trump untuk memotong pajak korporasi. Kini, Senat dan House akan menyamakan UU Pajak AS yang baru.

Seputarforex.com - Dolar AS meninggi terhadap Yen Jepang, di sesi perdagangan Senin (04/Des) awal pekan ini. USD/JPY menciptakan gap yang cukup tinggi dari level 112.15 di akhir pekan, menuju level tinggi dua setengah minggu di angka 112.98 pagi tadi. Saat berita ini ditulis menjelang siang, pair tersebut diperdagangkan di kisaran 112.731.


Perkembangan Pemotongan Pajak AS Kian Cerah

Reuters menyebutkan bahwa penyebab kekuatan Dolar AS hari ini adalah perkembangan reformasi pajak AS. Persetujuan dari Senat di hari Sabtu lalu, kian memuluskan langkah bagi Republikan dan Presiden Donald Trump untuk mewujudkan agenda pemotongan pajak yang terbesar jumlahnya sejak tahun 1980-an.

Dolar AS menarik support dalam ekspektasi bahwa pemotongan pajak korporasi dan kesejahteraan, akan berhasil memberikan stimulasi bagi perekonomian AS. Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS juga dapat bertambah tinggi karena pemerintah akan lebih tergantung pada utang akibat pengurangan pemasukan dari pajak.

Pekan ini kemungkinan akan digelar pertemuan antara Senat dan House AS guna mendiskusikan undang-undang pajak yang sudah mereka teken dalam versi mereka masing-masing. Pertemuan itu diharapkan dapat menjadi ajang rekonsiliasi, yang membuahkan kesamaan dan kesepakatan undang-undang untuk mengatur pajak di AS.

"Dari perspektif teknikal, Dolar diposisikan akan memperpanjang perolehannya. Namun, secara fundamental, itu (perpanjangan gain Dolar AS) masih membutuhkan progres antara Senat dan House dalam agenda terlebih dulu serta angka Ketenagakerjaan yang baik, yang akan diumumkan pada hari Jumat mendatang," kata Junichi Ishikawa, Ahli Forex Senior di IG Securities Tokyo.


Perkembangan Kasus Intervensi Rusia

Meski demikian, Ishikawa menambahkan bahwa Dolar AS masih memiliki potensi untuk tertekan turun dari perkembangan masalah intervensi Rusia di kampanye Trump pada saat pemilu Presiden AS tahun 2016 lalu.

ABC News melaporkan, pada hari Jumat kemarin, Michael Flynn, mantan Penasihat Keamanan Gedung Putih, bersaksi bahwa ia memang diarahkan untuk melakukan kontak dengan Rusia selama kampanye presiden pada tahun 2016. Flynn mengaku bersalah telah berbohong kepada FBI, karena sebelumnya ia mengatakan baru mengontak duta besar Rusia setelah kampanye.

Namun kemudian, ABC meralat laporannya mengenai Rusia tersebut. Narasumbernya mengklarifikasi bahwa Trump memberikan perintah langsung pada Flynn sesaat setelah pemilu, untuk mendiskusikan strategi memerangi ISIS.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE