Menu

Intisari Pernyataan 3 Ketua Bank Sentral Di Jackson Hole 2014

N Sabila

Simposium Jackson Hole yang diselenggarakan di wilayah Amerika Serikat pada tanggal 22-23 Agustus lalu tak melahirkan sebuah gebrakan kebijakan ekonomi seperti yang diharapkan oleh pasar secara luas. Berikut ini rangkuman pidato dari Janet Yellen (The Fed), Mario Draghi (ECB), dan Haruhiko Kuroda (BOJ) di simposium Jackson Hole, Wyo., AS.

Simposium Jackson Hole yang diselenggarakan di wilayah Amerika Serikat pada tanggal 22-23 Agustus lalu tak melahirkan sebuah gebrakan kebijakan ekonomi seperti yang diharapkan oleh pasar secara luas. Kendati konferensi tahun ini tak seheboh event yang sama pada tahun 2012 silam, pidato dari tiga orang pimpinan bank-bank sentral mayor cukup layak diperhatikan. Berikut ini rangkuman pidato dari Janet Yellen (The Fed), Mario Draghi (ECB), dan Haruhiko Kuroda (BOJ) di simposium Jackson Hole, Wyo., AS.



Yellen The Fed: Pasar Tenaga Kerja AS Masih Dalam Masa Pemulihan

Secara luas, pasar mengharapkan Janet Yellen akan memberikan kejelasan lebih tentang kebijakan moneter The Fed, terutama kapan kenaikan suku bunga akan dilaksanakan. Namun, pernyataan Yellen dalam konferensi tak jauh beda dengan notulensi FOMC Juli lalu.

Wanita pertama yang menjabat sebagai Ketua The Fed ini menyebutkan 19 poin data terkait Indeks Kondisi Pasar Tenaga Kerja (LMCI). LMCI tersebut mencakup tingkat pengangguran, tingkat partisipasi buruh, lowongan pekerjaan, serta data-data tenaga kerja lainnya.

Meski terkesan membosankan, pada intinya, Yellen tetap mengulangi pernyataannya di FOMC, bahwa suku bunga The Fed tetap berpotensi naik lebih cepat daripada antisipasi jika pasar tenaga kerja membaik lebih cepat pula. Namun sebaliknya, apabila memburuk atau melambat, maka tingkat suku bunga akan lebih bersifat akomodatif. Dolar AS pun menguat setelah pernyataan Yellen tersebut.

Draghi ECB Minta Pemerintah Zona Euro Kooperatif

Zona Euro masih bergelut dengan rendahnya tekanan inflasi. Mario Draghi, Ketua Bank Sentral Zona Euro pun tak menampik hal tersebut. Ia mengaku khawatir akan kondisi Zona Euro saat ini. Tak lupa, Draghi kembali menyebutkan bahwa ECB selalu siap siaga melakukan penyesuaian kebijakan moneter. Target inflasi 2% yang diinginkan ECB disadari masih jauh dari tercapai. Bahkan, kemungkinan deflasi pun tak dapat dihindari, apabila perusahaan-perusahaan mulai mengurangi anggaran dan investasi.

ECB akan terus mengupayakan yang terbaik, khususnya menyediakan stimulus moenter, demi menghindarkan 18 negara anggotanya dari deflasi. Namun, Draghi menekankan bahwa upayanya tersebut harus diiringi dengan dukungan pemerintah zona Euro. Caranya, dengan meningkatkan kebijakan fiskal, membuka lebih lebar fleksibilitas perekonomian, serta melakukan reformasi struktural. Pernyataan Draghi tersebut membut Euro makin tertekan.

Kuroda BOJ Fokus Pada Inflasi

Permasalahan yang dihadapi oleh BOJ pada dasarnya hampir sama dengan ECB, yakni memerangi inflasi rendah. Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda, dalam simposium ini lebih banyak menyinggung tentang tantangan-tantangan yang lebih penting yang akan dihadapi oleh Jepang daripada membahas perdebatan mengenai perekonomian yang disebut-sebut sedang menurun akibat kenaikan pajak penjualan.

Secara khusus, Kuroda mengatakan bahwa BOJ akan lebih fokus pada stabilitas harga dan kebijakan moneter yang dibutuhkan apabila tekanan inflasi melemah. Dalam sektor ketenagakerjaan, Jepang sedang menggalakkan visi Perdana Menteri Shinzo Abe untuk memberdayakan kaum perempuan. Menurut Kuroda, selama masa pemulihan ini, tingkat partisipasi tenaga kerja perempuan mulai meningkat. Fenomena ini diyakini bukanlah sekedar siklus, namun bisa menjadi hal yang permanen. Pernyataan Kuroda di Wyoming ini akhirnya membenamkan Yen terhadap Dolar AS.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE