Menu

Investor Ragukan Kemampuan Trump, Harga Emas Melambung

Utari

Harga Emas masih di level tinggi sejalan dengan keraguan pasar pada kemampuan Presiden AS, setelah Trump gagal mengajukan perubahan UU layanan kesehatan.

Seputarforex.com- Kegagalan Donald Trump dalam melakukan reformasi pada layanan kesehatan AS menyebabkan para investor menghindari aset berisiko. Hal ini selanjutnya berakibat pada penurunan Dolar AS yang signifikan; dan harga emas di sesi Asia hari Selasa (28/03) diperdagangkan naik mendekati level tertingginya. Para investor terus mengamati apakah Donald Trump akan mampu mewujudkan janjinya untuk melakukan pemangkasan pajak serta pembangunan infrastruktur.


Harga Emas Terangkat Keraguan Pelaku Pasar Pada Donald Trump

"Logam Mulia Emas mendapatkan sentimen positif dari kegagalan Donald Trump untuk mengganti undang-undang layanan kesehatan dan pelemahan mata uang Dolar AS," ujar analis di Accendo Markets, Mike Van Dulken dan Henry Croft. Mereka menambahkan, reli harga emas hingga sebesar enam Dolar AS mendorong harga logam si kuning ini ke level tertinggi sejak pemilu Presiden AS digelar pada bulan November tahun lalu.

Saat berita ini diturunkan, harga emas spot stabil di kisaran level harga 1,254 Dolar AS dan harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Juni pada Comex New York Mercantile Exchange di level harga 1,257 Dolar AS per troy ons. Harga emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, turut meninggi ke level harga Rp 592,000.

Setelah Terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden AS, pasar menilai janjinya untuk memangkas pajak dan membangun infrastruktur besar-besaran akan menguntungkan sektor industri, bisnis AS dan akan membuat harga emas cenderung turun. Namun, menurut Bryan Lum, seorang analis di Phillip Futures Pte, Singapura, gagalnya Trump dalam merombak layanan kesehatan AS menyebabkan sebagian besar pelaku pasar meragukan kemampuan negosiasi Donald Trump untuk merealisasikan janji-janji kampanye-nya dulu.

Sementara dari sisi Bank Sentral AS, Presiden The FED Dallas, Robert Kaplan pada hari Senin kemarin menyatakan bahwa ia akan mendukung kenaikan suku bunga lagi jika kondisi perekonomian AS berlanjut membaik dan tingkat inflasi serta pasar tenaga kerja mendekati target. Selain Kaplan, Presiden The Fed Chicago, Charles Evans kemarin di Madrid menuturkan, FED Rate Hike sebanyak empat kali selama tahun 2017 ini belum bisa karena harus menunggu kenaikan tingkat inflasi. Evans juga berpendapat, kenaikan tingkat suku bunga AS sebanyak dua atau tiga kali selama tahun 2017 mungkin masih bisa terjadi.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE