Menu

Kenaikan Pound Pasca Data Industri Inggris Dinilai Rapuh

N Sabila

Dua data ekonomi yang dirilis Inggris di hari Jumat sore ini terbilang baik. Poundsterling menunjukkan penguatan terhadap Dolar AS. Namun, analis ragu akan berlangsung lama.

Seputarforex.com - Output Industri Inggris meningkat di bulan September dalam laju yang tercepat tahun ini dan defisit perdagangan juga menyempit, demikian dua laporan ekonomi dari Inggris, Jumat (10/Nov) sore ini. Data tersebut mendukung penguatan Pound, tetapi diperkirakan takkan bertahan.



Menurut data dari Biro Statistik Inggris ONS, Output Industri dan Manufaktur untuk bulan September naik 0.7 persen, sehingga menjadi laju kenaikan yang tercepat sejak Desember tahun lalu. Angka tersebut juga lebih tinggi daripada perkiraan para analis di angka 0.3 persen.

Dalam laporan terpisah, ONS juga menerbitkan data mengeni defisit perdagangan barang di Inggris yang menyempit lebih kecil daripada ekspektasi, yakni mencapai 11.253 miliar Pound pada bulan September dari 12.350 miliar Pound sebelumnya. Para ekonom Reuters memprediksikan defisit perdagangan Inggris akan mencapai 12.8 miliar Pound.

Menanggapi hal ini, GBP/USD beranjak naik 0.1 persen ke level tinggi harian di angka 1.3169. Sedangkan EUR/GBP tampak tetap mempertahankan level tingginya di kisaran 0.8858.


Pasar Terlanjur Pasang Antisipasi Pelemahan Sterling

Meski demikian, analis dari Societe Generale, Kit Juckes, mengatakan bahwa Sterling masih punya kemungkinan besar untuk kembali jeblok. Minggu lalu, mata uang tersebut terjun bebas setelah BoE memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga (rate hike). Ditambah lagi dengan skandal politik yang menyeruak terkait mundurnya dua orang pejabat di Westminster, bisa membuat orang menjauhi Pound.

Namun, tingginya ketidakpastian yang diakibatkan oleh negosiasi Brexit telah banyak diantisipasi pasar. "Sterling sempat sangat lemah karena banyaknya kabar buruk yang menyebabkannya," kata Juckes. "Ini adalah kondisi yang buruk, dan kita semua tahu ini buruk, jadi kita semua sudah memasang antisipasinya,"

Proyeksi bahwa Sterling akan tergencet lagi juga datang dari BNP Paribas, lembaga keuangan raksasa asal Prancis. "BoE sendiri yang memberikan asumsi bahwa hanya akan ada dua kali kenaikan dalam tiga tahun ke depan, ini merupakan langkah rate hike yang sangat lambat," kata analis Lynton-Brown dari lembaga tersebut.

Oleh sebab itulah, Pound diperkirakan akan merosot. Pertumbuhan serta kenaikan suku bunga yang lambat akan membuat mata uang Inggris kehilangan daya tariknya dalam jangka panjang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE