Menu

Komisaris UE Asal UK Mundur, Oktober Inggris Pilih Perdana Mentri Baru

Rachmat

Pasca referendum Brexit, Komisari UE perwakilan Inggris undur diri. London di goyang petisi untuk diadakannya referendum ulang. Sementara bulan oktober Inggris akan melakukan pemilihan perdana mentri baru, pengganti David Cameron.

Setelah David Cameron mengundurkan sebagai Perdana Mentri, hal serupa dilakukan oleh perwakilan Inggris untuk eksekutif komisaris Uni Eropa (UE), Jonathan Hill. Dimana Hill Memilih undur diri pasca referendum Brexit.


"Hal yang salah jika saya terus di komisaris UE, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Saya telah mengatakan kepada Presiden Komisi Eropa, bahwa saya. Perlu ada penyerahan jabatan, untuk memastikannya hal itu akan terjadi pada pekan depan," kata Hill dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Wall Street Journal, Minggu (26/06/2016).

Pengunduran Jonathan Hill, disesalkan oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron. Cameron mengatakan, ia menyesal Hill telah memutuskan untuk mundur. Hill dianggap telah melakukan sebuah pekerjaan yang sangat baik sebagai komisaris di UE.

Demikin pun Presiden Komisaris Eropa, Jean Claude Juncker. Juncker mengatakan ia menyayangkan atas keputusan Hill. Bahkan ia mencoba untuk meyakinkan untuk tetap. "Hill adalah seorang politisi berpengalaman, saya menganggap dia komisaris British European yang cerdas dan professional. Namun saya mengerti keputusannya dan saya menghormati akan itu," katanya.

Dari London dilaporkan, Lebih dari dua juta orang warga Inggris telah mengajukan sebuah petisi yang menyerukan untuk diadakannya referendum ulang. Dimana sesuai aturan dalam politik Inggris, sebuah petisi yang ditandatangani lebih dari 100 ribu orang layak dipertimbangkan untuk dibahas dalam rapat parlemen.

Tampaknya rakyat London belum bisa menerima kemenangan pro-Brexit dalam referendum bersejarah Inggris ini. Disamping menyerukan refendum ulang, mereka menyerukan London memerdekakan diri dari wilayah Inggris lainnya dan tetap bergabung dengan UE.

Dalam referendum, London merupakan basis utama pendukung anti-Brexit. Lebih dari 2.2 juta pemilih di London memberikan suara bagi Inggris untuk bertahan di UE. Namun, suara London ternyata tidak bisa mengalahkan suara warga Inggris di beberapa wilayah lain yang memilih Brexit, maka referendum kedua tetap tidak dapat diterapkan karena tidak ada kekuatan hukumnya. Bahkan perdana menteri Inggris David Cameron, sebelumnya telah mengatakan tidak akan ada referendum kedua. Dan ia mengatakan akan bekerja sampai pemilihan dan pergantian perdana mentri baru di bulan Oktober 2016.

Bagaimana menurut Anda tentang berita diatas? Jika ada pertanyaan, Anda bisa mengajukan pertanyaan di rubrik Tanya Jawab kami berikut.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE