Menu

Kurs Rupiah Anjlok Drastis, Tembus 13,600 Per Dolar

A Muttaqiena

Pelemahan Rupiah berhubungan dengan sentimen pasar dalam menanggapi tingginya kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat.

Seputarforex.com - Kurs Rupiah mengalami kemerosotan drastis sepanjang pekan ini, hingga menembus ambang Rp13,600 per Dolar AS. Pelemahan Rupiah tersebut berhubungan dengan sentimen pasar dalam menanggapi tingginya kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR) pada bulan depan. Sedangkan Bank Indonesia menganggapnya normal.



Berdasarkan rekaman Bank Indonesia, Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) untuk hari Jumat ini (9/Februari) berada pada 13,643. Dalam grafik berjalan di pasar uang, nampak bahwa kurs Rupiah telah merosot hingga menyentuh posisi paling lemah sejak akhir 2016, setelah sempat diperdagangkan di kisaran Rp13,318 per Dolar AS pada 23 Januari lalu. Padahal, nilai tukar Rupiah dalam APBN 2018 dipatok pada 13,400.

 

Penyesuaian Normal

"Ini penyesuaian normal. Kenaikan (Fed) Fund Rate diekspektasikan (terjadi) pada Maret, maka sudah ada tekanan pada Februari," kata Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara pada reporter, sebagaimana dikutip oleh Jakarta Globe.

Mirza mengungkapkan, sekarang pasar memperkirakan Federal Reserve (bank sentral AS) akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga atau empat kali tahun ini, dikarenakan perbaikan sektor ketenagakerjaan AS, ekspektasi kenaikan inflasi, serta peningkatan yield obligasi pemerintah AS. Namun demikian, ia meyakini penyesuaian Rupiah hanya sementara saja.

Terlebih lagi, Indonesia dinilai memiliki lebih dari cukup cadangan devisa untuk menghadapi market outflow. Pada bulan Januari, cadangan devisa Indonesia mencapai $131.98, tertinggi sepanjang sejarah. Sektor swasta juga telah membuktikan ketangguhannya, dengan sekitar 90% perusahaan melakukan hedging atas utang berdenominasi valas mereka, setelah BI mengirimkan edaran dan instruksi pada tahun 2015.

Perlu diketahui, secara historis, dana-dana asing di Indonesia memang biasanya mengalir ke luar negeri, apabila bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. Salah satu sebabnya karena kenaikan suku bunga merepresentasikan peningkatan imbal hasil investasi. Di sisi lain, investasi di negara maju dianggap lebih aman ketimbang di negara berkembang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE