Menu

Minyak Lanjutkan Penurunan Seiring Redanya Konflik Yaman

N Sabila

Minyak melanjutkan penurunan dari sesi sebelumnya pada hari Rabu (22/04) sore hari ini seiring dengan mulai meredanya ketegangan di Timur Tengah, setelah Arab Saudi mengakhiri serangan udaranya di Yaman. Akan tetapi, para pimpinan perusahaan dan industri mengatakan bahwa pasar dapat rebound seiring dengan perhatian yang meningkatkan permintaan.

Minyak melanjutkan penurunan dari sesi sebelumnya pada hari Rabu (22/04) sore hari ini seiring dengan mulai meredanya ketegangan di Timur Tengah, setelah Arab Saudi mengakhiri serangan udaranya di Yaman. Akan tetapi, para pimpinan perusahaan dan industri mengatakan bahwa pasar dapat rebound seiring dengan perhatian yang meningkatkan permintaan.


Arab Saudi mengakhiri kampanye militernya -yang telah berlangsung selama satu bulan- melawan pemberontak Houthi yang menyandera banyak area di Yaman, membangkitkan harapan akan solusi perdamaian politik terhadap konflik-konflik yang melanda negara-negara produsen minyak.

Harga minyak mendapat perolehan mendekati $10 per barel bulan ini atas ketegangan di Timur Tengah dan perhatian terhadap melambannya output pertumbuhan di Amerika Serikat, sebelum mulai turun kembali. Harga nampaknya tidak akan mengalami perubahan yang signifikan tahun ini, demikian dituturkan oleh para trader komoditas senior, menanggapi kuatnya permintaan.

Bisa Turun Lagi?

Harga Brent crude untuk pengiriman Juni mengalami penurunan 43 sen ke $61.65 per barel pada sore hari ini, setelah menghuni posisi $1.27 pada Selasa hari ini. Sedangkan crude AS untuk pengiriman Juni mengalami penurunan hingga 70 sen ke posisi $55.91 per barel. Kontrak Mei, yang kadaluarsa pada Selasa kemarin, mengalami penurunan hingga $1.12.

Menurut Ian Taylor, Kepala Trader Minyak di Vitol, pasar akan melihat sekali lagi penurunan pada kuartal kedua namun kemungkinan harga akan kembali turun di bawah level rendah tahun ini. Harga gasolin telah kembali menghapus kerugiannya. Dna margin pengeboran minyak saat ini sebetulnya tak seburuk seperti yang dicemaskan selama ini. Permintaan di luar AS, lanjut Taylor, sangat mengesankan, terutama di India, Afsel, dan Eropa.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE