Menu

PM May Aktifkan Article 50 Tanggal 29 Maret, Sterling Terguling

N Sabila

PM Theresa May akan memicu Article 50 pada tanggal 29 Maret minggu depan. Setelah itu, negosiasi dua tahun dengan Uni Eropa (UE) akan resmi dimulai.

Seputarforex.com - Sempat tergelincir kemarin malam, Sterling mulai merangkak naik di sesi perdagangan Asia, Selasa (21/Mar) pagi ini terhadap Dolar AS. Mata uang Inggris tersebut terguling dari level tinggi tiga minggunya menyusul kabar bahwa PM Theresa May akan memicu Article 50 pada tanggal 29 Maret minggu depan. Setelah itu, negosiasi dua tahun dengan Uni Eropa (UE) akan resmi dimulai.



Pemerintah Inggris mengatakan bahwa duta resmi Inggris untuk UE telah diutus untuk menyampaikan informasi kepada Presiden Dewan Uni Eropa, Donald Tusk, tentang tanggal pengaktifan Article 50 itu berikut mekanisme awal keluarnya Inggris dari UE.

Alhasil, GBP/USD yang sempat menyemai kenaikan hingga tiga persen minggu lalu, terjerembap ke level 1.2335. Tetapi, kemerosotan tersebut tak lama. GBP/USD langsung pulih ke angka 1.2350. Saat berita ditulis pagi ini, pair berjuluk Cable itu sedang diperdagangkan pada kisaran 1.2366, masih 0.4 persen lebih rendah daripada sebelum berita dirilis. Terhadap Euro, Pound melorot hingga setengah persen terhadap Euro dengan diperdagangkan di level 0.87. Pagi ini, EUR/GBP diperdagangkan di angka 0.8702. Para analis pun telah memperkirakan bagaimana kondisi Poundsterling saat Article 50 diaktifkan.


Pasar Sudah Tahu, Tapi Masih Kaget

Menurut Neil Wilson, analis di broker ETX Capital, walaupun rencana-rencana Brexit sudah tergambar jelas, tetapi faktanya, eksekusi secara nyata masih saja memberikan pukulan di pasar, utamanya pasar Inggris sendiri. "Saat ini kita sedang berada dalam periode volatil untuk Poundsterling dan aset-aset Inggris karena pemerintah telah memulai negosiasi Brexit yang sangat menantang," kata Wilson.

Poundsterling telah loss lima kali terhadap Dolar AS dan mencapai penurunan 13 persen terhadap Euro semenjak vote Brexit. Jangan lupa bahwa masih ada pula isu Kemerdekaan Skotlandia dari Inggris yang berpotensi juga menekan Sterling dan menimbulkan ketidakpastian. Meski demikian, analis Goldman Sachs memperkirakan, pekan yang minim rilis data kali ini tidak akan membuat penurunan yang signifikan pada Poundsterling.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE