Menu

PM May Dihujani Kritik, Sterling Tertekan

N Sabila

Polling menunjukkan bahwa dukungan dari Partai Konservatif terhadap Pemilu Inggris yang dipercepat pada tanggal 8 Juni mendatang, makin menyusut.

Seputarforex.com - Poundsterling melemah di sesi Eropa, Senin (22/Mei) sore ini terhadap Dolar AS. Polling menunjukan bahwa dukungan dari Partai Konservatif terhadap Pemilu Inggris pada tanggal 8 Juni mendatang, makin menyusut. GBP/USD menurun 0.51 persen ke angka 1.2968, menjauhi level 1.3039 yang tercapai pada hari Jumat lalu.



Penurunan Pound terjadi setelah polling menunjukkan bahwa para pemimpin Partai Konservatif mempersempit poin penilaian menjadi 9, dari sebelumnya sekitar 20 poin, untuk mendukung pemilu lebih awal yang diwacanakan oleh PM Inggris, Theresa May.

PM May dihujani protes atas proposalnya mengenai social care, yang di dalamnya mencakup ide untuk meminta para orang lanjut usia untuk membayar biaya layanan perawatan kesehatan di hari tua walaupun perawatan tersebut dilakukan di rumahnya sendiri. Kecuali, jika aset yang dimiliki oleh sang lansia tersebut tidak sampai senilai 100,000 pound. Para lansia yang dimintai pendapat mengaku keberatan dengan ide tersebut. Mereka tidak suka dipaksa untuk menjual rumah mereka demi membayar layanan kesehatan.

Proposal lain dari May menyinggung kebijakan untuk sekolah. Disebutkan bahwa makan siang di sekolah dasar sebaiknya tidak lagi digratiskan, serta menarik tunjangan bahan bakar untuk musim dingin kepada sejumlah pensiunan.


Investor Masih Yakini Kemenangan May

Kendati demikian, hujan kritik terhadap ide-ide May tersebut tak lantas menggoyahkan keyakinan investor akan kemenangan May dalam Pemilu. Alasannya, negosiasi Brexit May masih dilakukan dengan tegas dan menggunakan metode yang dijuluki dengan 'hard-Brexit'.

Tak hanya terhadap Dolar AS, Sterling juga tergelincir terhadap Euro, dimana EUR/GBP naik 0.19 persen menjadi 0.8612 sore ini. Sementara itu, Dolar AS sendiri masih tampak berjuang keras untuk meniti kenaikan terhadap mata uang-mata uang mayor walaupun gejolak politik di AS telah sedikit mereda. Presiden Trump sementara ini meninggalkan AS untuk melakukan lawatan ke sejumlah negara Timur Tengah dan Israel.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE