Menu

Pounds Sterling Lanjut Bearish Pasca Komentar Boris Johnson

N Sabila

Sterling melemah di hari Senin (26/September) sore ini, dengan diperdagangkan di dekat level rendah lima pekan, karena kembali naiknya isu porses Brexit. Komentar Boris Johnson tentang waktu proses Brexit pun turut memudarkan kekuatan Sterling.

Sterling melemah di hari Senin (26/September) sore ini, dengan diperdagangkan di dekat level rendah lima pekan, sehubungan dengan kembali naiknya kekhawatiran akan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Para investor pun berbonding-bondong menjual mata uang Sterling mereka, yang sebelumnya juga sudah bergerak labil, khususnya dalam tiga pekan berturut.



Di akhir sesi perdagangan pada hari Kamis pekan lalu, Pounds jatuh terpukul, tepatnya setelah Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, mengatakan bahwa ia memperkirakan proses "perceraian" resmi Inggris dari Uni Eropa akan dimulai awal tahun depan. Proses itupun diharapkan bisa berlangsung singkat, dan mungkin tak sampai dua tahun untuk menegosiasikan kesepakatannya.

Kemerosotan Sterling itupun berlangsung hingga hari Jumat, dan menghimpun penurunan lebih dari satu persen menyentuh angka 1.2915, hanya sekitar satu sen lebih tinggi daripada level rendah dalam tiga dekade di angka 1.2789 yang tercapai pada bulan Juli dimana saat itu keterkejutan akan keputusan Inggris untuk Brexit masih melanda.

Pada sore hari ini, saat berita ini ditulis, GBP/USD masih melanjutkan penurunan ke angka 1.2933, sedangkan EUR/GBP menurun 0.2 persen menuju level 86.72 pence setelah menyentuh level rendah 86.78 di awal sesi perdagangan pagi tadi.


Komentar Johnson Tebas Bull Sterling

Menurut Jameel Ahmad, Kepala Analis Pasar dari broker FXTM mengatakan pada Reuters,"Komentar dari Johnson mengenai permohonan Article 50 dan bahwa negosiasi Brexit tidak membutuhkan waktu hingga dua tahun memberikan dampak yang merugikan bagi Sterling,"

Para investor khawatir bahwa keluarnya Inggris dari pasar tunggal (Zona Euro) akan menyeret Inggris ke jurang resesi dan menggembungkan defisit neraca berjalan Inggris, yang sebetulnya juga sudah masuk dalam jajaran negara maju dengan porsi defisit yang mencapai lima persen dari PDB (GDP). Oleh sebab itu, menurut analis dari ForexLive, dengan kondisi ketidakpastian saat ini, Brexit akan menjadi isu yang sulit membantu Pounds sterling untuk reli.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE